Jakarta. Majelis Hakim PN Jakarta Selatan yang menyidangkan Richard Eliezer Pudihang Lumiu sempat menskor sidang lantaran pengunjung gaduh, usai tuntutan 12 tahun penjara, Rabu (18/1/2023).
“Mohon tenang. Sidang dinyatakan diskors. Petugas keamanan, mohon bantuan untuk amankan pendukung, tolong dikeluarkan,” kata Ketua Majelis Hakim.
Pengunjung sidang yang membuat gaduh itu berteriak protes tak terima dengan tingginya tuntutan 12 tahun penjara untuk Eliezer. Protes lantaran Eliezer dianggap berada dibawah tekanan dan menjalankan perintah Ferdy Sambo.
Tak berapa lama, setelah kondisi dalam ruangan kembali tenang. Dan persidangan dengan nomor perkara 798/Pid.B/2022/PN JKT.SEL dimulai lagi.
Eliezer menghadapi sidang tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) tepat pada persidangan yang ke 20 kali. Dalam tuntutannya, tim JPU terdiri dari Donny M Sanny, Rudy Irmawan, Sugeng Hariadi, Fadjar dkk membacakan surat tuntutan secara bergantian.
JPU menguraikan fakta-fata persidangan hingga menuntut Eliezer 12 tahun penjara dalam keterlibatannya pada peristiwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua di Duren Tiga pada 8 Juli 2022.
JPU menyatakan dalam perkara atas nama terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu, menuntut agar majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili, memutuskan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana merampas nyawa secara bersama-sama dalam dakwaan Pasal 340 KUHP junto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
“Menjatuhkan pidana terhadap Richard Eliezer Pudihang Lumiu dengan pidana penjara selama 12 tahun,” kata JPU.
Tuntutan dalam perkara pembunuhan Yoshua ini berturut-turut antara lain Ferdy Sambo diutuntut penjara seumur hidup, Eliezer 12 tahun, dan masin-masing 8 tahun untuk Ricky Rizal, Kuat Ma’ruf dan Putri Candrawathi. Tersisa tuntutan untuk terdakwa lain terkait perintangan penyidikan atau Obstruction of Justice.
Penulis: Dwi Agma Hidayah