Sambas. Peringatan hari jadi Kota Sambas ke-390 dan HUT Perpindahan Ibukota Kabupaten Sambas ke-22, Jumat (9/7/2021) berlangsung sederhana. Pemkab Sambas bersama kerabat Kesultanan Sambas mengawali hari jadi tersebut dengan berziarah ke makam Sultan Muhammad Tsjafioeddin I yang merupakan Sultan pertama Kesultanan Istana Alwaazikhoebillah Sambas.
Hadir dalam kegiatan itu antara lain Bupati Sambas H. Satono, Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi, Pewaris Kesultanan Sambas Pangeran Ratu Muhammad Tarhan, Wakil Bupati Periode 2001 – 2006 H. Prabasa Anantatur, Forkopimda, Pimpinan OPD, dan Tokoh Agama. Selain itu dihadiri tokoh masyarakat dan para undangan yang semuanya berziarah ke Makam Sultan Muhammad Tsjafioeddin I dan menggelar doa serta makan besaprah di Istana Kesultanan Sambas.
Pangeran Ratu Muhammad Tarhan, pewaris Kesultanan Sambas meminta Pemkab Sambas untuk menjadikan hari ulang tahun daerah sebagai destinasi wisata. Selain itu, dapat menghadirkan museum daerah bagi generasi muda untuk mengetahui sejarah kejayaan Kesultanan Sambas tempo dulu.
“Kita sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Sambas yang telah mengangkat kejayaan Kesultanan Sambas kepada generasi muda, serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun Kabupaten Sambas,” ajaknya.
Bupati Sambas mengucapkan selamat hari jadi Kabupaten Sambas dan mengajak elemen masyarakat menuju Kabupaten Sambas yang berkemajuan.” Melalui hari jadi ini kita berharap Kabupaten Sambas semakin dewasa, berdaulat dan berkemajuan,” kata Satono.
Terkait museum daerah, Satono siap memfasilitasinya. “Kami akan memfasilitasi terwujudnya museum daerah untuk menjadi sarana edukasi generasi muda, khususnya para pelajar,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Satono mengajak seluruh stakeholder, kerabat Kesultanan Sambas, serta masyarakat untuk bersama-sama berpartisipasi dalam segala bidang untuk mendukung kemajuan Kabupaten Sambas.
Ketua DPRD Kabupaten Sambas, H.Abu Bakar SPd.I mendukung wacana Pangeran Ratu Muhammad Tarhan untuk menjadikan Hari Jadi Kota Sambas sebagai destinasi wisata daerah . Hal tersebut disampaikan Abu Bakar usai mengikuti ziarah ke Makam Sultan Muhammad Tsjafioeddin.
Menurutnya, sudah seyogyanya momentum hari jadi Kabupaten Sambas dijadikan destinasi wisata baru daerah. “Peringatan Hari Jadi Kota Sambas, dengan melakukan napak tilas atau takziah ke makam Sultan Pertama Kesultanan Istana Alwaazikhoebillah Sambas menjadi wisata budaya daerah,” ujar Abu Bakar.
Peringatan Hari Jadi Kota Sambas ke-390 digelar secara sederhana. Pangeran Ratu bersama Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD dan jajaran forkopimda dan tamu undangan VIP berjalan kaki dari Istana Sambas dikawal para hulubalang kerajaan. Lokasi makam pertama kurang lebih berjarak 400 meter dari keraton. Usai ziarah, rombongan mengaji dan doa bersama d iruang utama istana.
Wakil Ketua DPRD, Ferdinan Solihin mengatakan, napak tilas s itu mempunyai nilai sejarah yang tidak ternilai. Sejarah sambas harus masif dikenalkan kepada publik. Melalui peringatan hari jadi ini sudah seharusnya, paham sejarah. “Semoga kedepannya, sejarah sambas lebih dikenal lagi oleh masyarakat kita dan semakin terkenal keluar,” ungkap Ferdinan.
Legislator PDI Perjuangan ini berharap, pemerintah melalui unit kerja terkait bisa belajar dari daerah lain bagaimana mengemas wisata budaya kerajaan menjadi benar-benar menarik wisatawan untuk berkunjung ke kabupaten sambas. “Kita bersyukur, keraton Alwatzikoebillah masih tetap menjadi tujuan wisata warga setempat maupun warga luar yang sedang berkunjung ke sambas. Sekarang, bagaimana menjadi daya tarik wisata,” ujar dia.
- Penulis: Muhammad Ridho
- Editor: R. Rido Ibnu Syahrie
- Update Berita, Follow Google News