Home / Historia

Minggu, 5 Juni 2022 - 13:21 WIB

Tombak Raje dan Kearifan Lokal Dayak Salako

Lismaryani Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar dan Gubernur Kalbar menandatangani corak khas Singkawang, Rabu (1/6/2022) di Mess Daerah Kota Singkawang

Lismaryani Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar dan Gubernur Kalbar menandatangani corak khas Singkawang, Rabu (1/6/2022) di Mess Daerah Kota Singkawang

Singkawang. Kreativitas putra Singkawang, Andi Suprapto, telah menghasilkan 12 Ragam Ragam Corak Melayu (RCM) dan Ragam Corak Dayak Salako (RCDS) yang menjadi ciri khas Kota Singkawang.   

“Masing-masing terdiri dari enam ragam corak melayu dan enam ragam corak dayak salako. Proses kreatifnya memakan waktu sekitar sebulan lebih, diawali dengan kajian dan penelitian,” kata Andi Suprapto kepada pontianak-times.co.id, Minggu (5/6/2022).

Untuk RCM, mula-mula Andi mengumpulkan berbagai literatur tentang khazanah motif kain di nusantara, mulai dari batik hingga ulos. Lantaran Melayu tidak mengenal istilah batik ragam corak. “Kan tidak etis kalau kita buat batik singkawang. Maka pilihannya menggunakan desain figuratif sebagai kiasan atau lambang,” paparnya.

Selanjutnya Andi banyak berdiskusi dengan beberapa orang tokoh budaya termasuk Juli Wahyuni Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Singkawang dan Wakil Walikota Singkawang H Irwan. Kemudian dibentuk tim yang turun ke lapangan mencari flora dan fauna yang unik di Singkawang untuk dijadikan simbol.

Dari sekian banyak flora dan fauna itu, Andi memilih flora karena Singkawang belum memiliki fauna yang khas. Ia tertarik dengan satu jenis tanaman liar yang biasa diberinama Tombak Raje. Tanaman ini ditemukan di Bagak Sahwa Kecamatan Singkawang Timur.

Dari dasar tersebut dirinya membawa dalam beberapa tahapan hingga menggelar Focus Group Discussion (FGD) dan menetapkan bunga tombak sebagai corak melayu. “Alasannya memilih bunga tombak karena filosofi rata rata arah dari desain melayu ini mengarah vertikal. Contohnya corak pucuk rebungnya riau, ke atas,” ujar Andi.

Andi melanjutkan dengan mendesain corak itu dan hasilnya 6 RCM terdiri Melayu Bejaye, Dare Bedendang, Susun Besagi, Raje Bertahte, Ratu Besolek dan Sejoli Bahagie. “Saat itu saya membentuk tim lagi dan mencari toko toko yang bisa mensupport. Ibu Juli dan Bang Irwan merespons positif dan langsung mendukung usai saya presentasi,” kata Andi yang juga Ketua Penggiat Ragam Corak Nusantara (Peracontra) ini.

Baca juga:  Rumahweb Masih Down Pasca Kebakaran

Sedangkan untuk RCDS, Andi menggunakan elemen-elemen yang sudah ada dan dekat dengan masyarakat adat Dayak Salako seperti tangkitn, tombak, dan babayo. Semua itu digunakan dengan mengadopsi kearifan lokal. “Saya satukan dan rancang untuk masing-masing diberi nama sekaligus filosofinya,” kata

Seperti halnya dalam menentukan RCM, proses rancangan RCDS juga melalui penelitian kualitatif dengan cara pengumpulan data. Setelah observasi, berlanjut wawancara kepada tokoh-tokoh budaya yang memberikan saran dan usulan untuk proses berikutnya.

Ternyata Dayak Salako menyimpan adat dan budaya yang cukup mengagumkan. Sebelumnya, banyak orang tidak mengenalnya. Padahal dalam nukilan sejarah menyebutkan Salako adalah Dayak yang memang diutus oleh Raja Sambas sebagai pasukan yang mengawal kongsi dagang emas. Mereka mendapatkan teritorial di daerah Selakau dan sekitarnya hingga Singkawang saat ini. “Bisa disebut sebagai pasukan perang Kesultanan Sambas kala itu,” kata Andi.

Kemunculan nama Singkawang, ujar Andi, juga tidak terlepas dari Dayak Salako. Berasal dari kata Takawong atau Sakawong. Dari berbagai literatur dan diskusi dengan para tokoh tionghoa mengatakan asal nama Singkawang bukan sangkejong. Sebab sangkejong bermakna hewan berbentuk anjing sebesar induk kambing.

“Dulunya memang saat orang khek datang di singkawang banyak binatang tersebut. Kebiasaan memberikan nama itu pula yang terjadi di Kota Pontianak pada penyebutan Khuntien,” ujar dosen Desain Komunikasi Visual di beberapa kampus Jakarta ini.

Baca juga:  Utang Rp97 M, Perbup Melawi Bermasalah

Alhasil tercipta 6 RCDS meliputi Andoro Balenggang, Tangkitn Barisi’h, Tabuko’h Basatu, Jago Bakayo, Tumbak Pamarani, dan Parinto’ Sultan. “Saya bikin corak ini secara keseluruhan penelitiannya sekitar satu bulan. Tetapi untuk proses pembuatan desain memerlukan waktu masing-masing empat hari untuk ragam corak melayu dan ragam corak dayak salako,” jelas Andi.

Launching

Hasil jerih payah Andi Suprapto dan semua pihak yang turut membantu, sekarang telah membuahkan hasil. Kota Singkawang memiliki 6 RCM dan 6 RCDS yang secara resmi telah launching, Rabu (1/6/2022) di Mess Daerah Kota Singkawang.

Lismaryani, Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar meresmikan peluncuran RCM dan RCDS itu disaksikan langsung Gubernur Kalbar, Sutarmidji dan sejumlah pejabat lainnya. “Saya berharap RCM dan RCDS ini bisa meningkatkan perekonomian para perajin dan masyarakat kota singkawang pada umumnya,” kata Lismaryani dalam sambutannya saat launcing.

Hal senada disampaikan Sutarmidji yang berharap dengan adanya RCM dan RCDS itu menambah corak-corak pakaian yang ada di Kalbar. RCM dan RCDS ini menambah khazanah corak-corak pakaian yang ada di Kalbar.

“Semua kabupaten sudah memiliki coraknya, dan yang juara nasional itu Kabupaten Kapuas Hulu,” ujar pemilik sapaan Bang Midji ini seraya berjanji akan membawa seluruh corak-corak pakaian di Kalbar untuk ikut pameran internasional di Jerman pada September 2022.

Penulis: Dwi Agma Hidayah  I Editor: R. Rido Ibnu Syahrie

Share :

Baca Juga

Karnaval Kain Tenun Sambas

Historia

Meriah, Karnaval Kain Tenun Sambas
pontianak-times.co.id

Historia

10 Keunikan Estonia, Semua Serba Online
Tiga generasi pengurus MABM Sambas

Historia

Tiga Generasi MABM Ajak Lestarikan Budaya
Rakernas IX JKPI Palembang

Historia

44 Kepala Daerah Ikut Rakernas IX JKPI
pontianak-times.co.id

Historia

Ribuan Warga Pontianak Pawai Obor Ramadhan
Kitab Kanon

Historia

Waibi Sarawak Terima Kitab Kanon Sambas
Kain Tenun Khas Kalbar

Historia

Hari Tenun, Tito Ajak Daftarkan HKI
Adrianus Asia Sidot

Historia

Adrianus Ajak Lestarikan Sampan Bedar
error: Content is protected !!