Pontianak – Peringatan Isra Mikraj 27 Rajab 1443 dalam kalender dan penanggalan Islam bertepatan dengan Hari Senin 28 Februari 2022.
Bagi Anda yang ingin memasang foto terbaik dengan bingkai khusus, bisa langsung klik Twibbon Keren berikut ini kemudian pilih foto Anda dan akan otomatis masuk dalam bingkai tersebut.
Selanjutnya, atur letak dan posisi foto dan kilik next dan download. Foto Anda sudah tersimpan langsung dalam dokumen penyimpanan di telepon genggam ataupun PC. Anda juga dapat langsung berbagi ke sosial media dengan mengkilik tanda share yang berada di bagian atas foto.
Bagaimana awal mula sejarah Isra Mikraj ini? Peritiwa ini ketika Rosulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menghadapi ujian dengan meninggalnya dua orang yakni istri beliau Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Keduanya adalah orang-orang yang sangat berjasa dalam membantu syiar Islam. Tahun itu pula mendapat sebutan ‘Am alhuzun atau tahun kesedihan.
Sebagai seorang istri, Siti Khadijah adalah perempuan pertama kali yang memercayai nubuwwah atau kenabian Rosulullah. Sedangkan Abu Thalib merupakan tokoh suku quaraisy dan pemimpin Bani Hasyim yang sangat menyangi Rosulullah. Ia bahkan dengan lantang menyuarakan pembelaannya dengan mengatakan siapa saja yang berani menyakiti Rosulullah, akan menghadapi dirinya.
Dalam kondisi tersebut, Allah Subhanahu Wata’ala memperjalankan Rosulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Isra). Selanjutnya dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha (Mikraj). Hal ini terdapat dalam Alquran.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Isra` : 1). Persitiwa ini juga terdapat dalam surat lain dalam Alquran yakni (QS. An-Najm : 1-18).
Peristiwa Isra Mikraj termasuk tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah ‘Azza wa Jalla. Kisah ini juga menunjukkan keutamaan Rosulullah. Peristiwa agung ini menunjukkan keimanan para sahabat radhiyallahu’anhum yang meyakini kebenaran berita tentang kisah ini, tidak sebagaimana perbuatan orang-orang kafir Quraisy.
Penulis : Tim Pontianak Times