Home / Historia

Jumat, 1 Juli 2022 - 13:31 WIB

Polri Pernah Menjadi Bagian Kemendagri

Lambang Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan tiga bintang yang melambangkan Tri Brata.

Lambang Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan tiga bintang yang melambangkan Tri Brata.

Pontianak. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang kita kenal sekarang ini memiliki sejarah panjang. Institusi ini bahkan pernah berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Bermula ketika sejarah Kemerdekaan Indonesia periode 1945-1950 pasca Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-Gun.  Kepolisian tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Secara resmi kepolisian menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka.

Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia. Ini menjadi langkah awal selain pembersihan dan pelucutan senjata tentara Jepang yang kalah perang. Juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Dikutip dari laman Polri.go.id, sebelumnya pada 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 29 September 1945 Presiden Soekarno melantik RS Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Pada awalnya, kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan nama Djawatan Kepolisian Negara. Kepolisian kala itu hanya bertanggung jawab pada masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Baca juga:  Makam Juang Mandor Kondisi Terkini

Kemudian sejak 1 Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 11/SD. Djawatan Kepolisian Negara bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli ini pula yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.

Selain bertugas sebagai penegak hukum, Polri juga ikut bertempur di seluruh wilayah RI. Polri menyatakan dirinya ‘combatant’ yang tidak tunduk pada Konvensi Jenewa. Polisi Istimewa diganti menjadi Mobile Brigade, sebagai kesatuan khusus untuk perjuangan bersenjata. Mobil brigade ini dikenal dalam pertempuran 10 November di Surabaya, di front Sumatera Utara, Sumatera Barat, penumpasan pemberontakan PKI di Madiun, dan lain-lain.

Pada masa kabinet presidential, tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan Tap Pemerintah Nomor 1/1948 yang menetapkan Polri dipimpin langsung presiden/wakil presiden dalam kedudukan sebagai perdana menteri/wakil perdana menteri.

Pada masa revolusi fisik, Kapolri Jenderal Polisi RS Soekanto telah mulai menata organisasi kepolisian di seluruh wilayah RI. Pada Pemerintahan Darurat RI (PDRI) yang diketuai Mr Sjafrudin Prawiranegara berkedudukan di Sumatera Tengah, Jawatan Kepolisian dipimpin KBP Umar Said (tanggal 22 Desember 1948).

Baca juga:  Lemdiklat Polri, Kunci Utama Cetak SDM Unggul

Hasil Konferensi Meja Bundar antara Indonesia dan Belanda dibentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), maka RS Sukanto diangkat sebagai Kepala Jawatan Kepolisian Negara RIS dan R. Sumanto diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara RI berkedudukan di Yogyakarta.

Dengan Keppres RIS Nomor 22 tahun 1950 dinyatakan bahwa Jawatan Kepolisian RIS dalam kebijaksanaan politik polisional berada di bawah perdana menteri dengan perantaraan jaksa agung, sedangkan dalam hal administrasi pembinaan, dipertanggungjawabkan pada menteri dalam negeri.

Umur RIS hanya beberapa bulan. Sebelum dibentuk Negara Kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950, pada tanggal 7 Juni 1950 dengan Tap Presiden RIS No. 150, organisasi-organisasi kepolisian negara-negara bagian disatukan dalam Jawatan Kepolisian Indonesia. Dalam peleburan tersebut disadari adanya kepolisian negara yang dipimpin secara sentral, baik di bidang kebijaksanaan siasat kepolisian maupun administratif, organisatoris. (dwi/bersambung)

Share :

Baca Juga

Halal Bi Halal PMB Kota Pontianak

Historia

Atraksi Debus PMB Memukau Penonton
Masjid Bir Ali

Historia

Panitia Haji Keluarkan Imbauan dan Larangan
pontianak-times.co.id

Historia

Tokoh Singkawang Bicara Konflik Gerbang
pontianak-times.co.id

Historia

Mencari Alasan Bongkar Gerbang Singkawang
Halal Bihalal PFKPM

Historia

Halal Bihalal DPP PFKPM Sukses Terlaksana
Paguyuban Banten

Historia

Warga Banten Ajak Pererat Silaturahmi
Raja Amantubillah Mempawah

Historia

Sandiaga Hadir di Toana Raja Mempawah
Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie saat ekspos rumah adat tionghoa

Historia

Lahan Belum Beres, TCM Undang Pengusaha
error: Content is protected !!