Singkawang. Salah satu tokoh pendiri Pemkot Singkawang H R Suhartoyo SH MH menyarankan untuk mempertahankan keberadaan Gerbang Selamat Datang yang lama.
“Gerbang lama tersebut sudah ada sejak dulu. Semua pihak harus mempertahankannya. Biarkan itu sebagai bagian dari sejarah,” kata H R Suhartoyo kepada pontianak-times.co.id, Senin (22/2/2022).
Ketua Akselerasi Perwujudan Pembentukan Pemkot Singkawang di tahun 2000 ini menjelaskan, gerbang yang lama itu memang salah penempatan karena seharusnya berada di batas kota. Tetapi ketika itu kemungkinan untuk menunjukkan batas memasuki pusat perkotaan atau area perdagangan.
Ia menjelaskan perbedaan penafsiran bangunan penanda ‘Selamat Datang’ yang dapat berarti sebagai batas wilayah pemerintahan. Ada juga sebagai penanda masuk ke lokasi pusat pemerintahan atau perkotaan.
“Contohnya, selamat datang di kabupaten bengkayang akan berbeda dengan selamat datang di kota bengkayang,” papar Suhartoyo yang juga mantan dosen hukum tata negara dan pemerintahan ini.
“Anehnya mengapa dibangun gerbang yang serupa dan jaraknya berdekatan. Ini namanya keledai, masuk ke lubang yang sama. Konflik pintu gerbang sebenarnya tak perlu terjadi jika semua pihak berpikir arif dan tak arogan,” ujar Suhartoyo.
Seharusnya, lanjut Suhartoyo, Pemkot Singkawang dalam hal ini walikota dapat mengakomodir kepentingan semua pihak dan tidak hanya mengutamakan kepentingan sepihak saja. “Sikap seperti para pendiri kota singkawang terdahulu mesti menjadi cerminan. Kami dulu mengakomodir semua pihak hingga Pemkot Singkawang terbentuk,” ujarnya.
Suhartoyo menjabarkan sekilas ketika ia dan 14 elemen masyarakat Singkawang bersatu untuk satu tujuan yaitu terbentuk Pemkot Singkawang. “Alhamdullilah berhasil dengan keluarnya UU Nomor 12 Tahun 2001. Saat persemiannya, kami dari elemen masyarakat kota singkawang ikut diundang ke Jakarta,” papar dia.
Ungkapan Suhartoyo ini sekaligus menggugah semua pihak demi terciptanya Singkawang Hebat, Singkawang Maju, Singkawang sebagai Kota Pariwisata, Singkawang Toleran dan Singkawang Berbudaya. “Mari kita bersatu untuk satu tujuan itu, itu namanya Singkawang Hebat,” tegasnya.
Selanjutnya, kata Suhartoyo, akan tepat apabila pembangunan pintu gerbang berada di jembatan Sungai Air Merah di perbatasan dengan Pemkab Bengkayang. Nantinya juga sekaligus sebagai akses jalan masuk ke Bandara Singkawang.
“Sedangkan gerbang masuk di bagian utara berbatasan dengan Pemkab Sambas tepatnya di Semelagi Besar telah ada. Gerbang itu dbrdiri saat pemerintahan pak Awang Ishak. Kemudian perlu juga ada di bagian timur yakni di Mayasofa Samalantan, seperti halnya di bagian selatan dengan Karimunting,” kata dia.
Penulis : R. Rido Ibnu Syahrie