Pontianak. Midji, sapaan akrab Sutarmidji baru saja lengser dari Gubernur Kalbar. Bersamaan dengan momentum itu, Ketua DPD Partai Golkar Kalbar Maman Abdurrahman konsolidasi menggalang kekuatan.
Penggalangan kekuatan itu melalui Rakerda dan Rapimda Partai Golkar yang diawali dengan Bimtek anggota Fraksi Golkar se-Kalbar, Kamis (6/9/2023) dilanjutkan agenda inti yang dibuka, Jumat (7/9/2023) di Ibis Hotel Pontianak.
Rakerda dan Rapimda merupakan agenda penting yang membahas strategi pemenangan Pilpres, Pilegislatif hingga Pilkada Gubernur dan Pilkada Kabupaten/Kota se-Kalbar. Khusus Pilkada, akan dibahas dalam paripurna sesi 3 malam hari.
Pembahasan Pilkada itu sesuai jadwal, dimulai dengan pandangan umum, saran dan masukan dari 14 DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota. Menjelang pembahasan tersebut telah banyak muncul isu di kalangan internal Golkar terkait, siapa yang bakal didorong untuk bertarung dalam Pilgub Kalbar 2024.
Sinyal lain, Golkar Kalbar tidak lagi akan mengusung Sutarmidji dan lebih mengutamakan kader. Pilihannya adalah mendorong pucuk pimpinan Golkar di Kalbar yakni Maman Abdurrahman yang saat ini menjadi Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI.
Menjawab sinyalemen ini, Ketua Panitia Rakerda dan Rapimda Golkar Kalbar 2023, Mustafa MS menjelaskan semua keputusan akan dibahas sesuai mekanisme kepartaian, berdasarkan berbagai pertimbangan logis.
“Dari kalangan internal memang sudah banyak yang menginginkan ketua untuk maju dalam Pilgub 2024,” ujar Mustafa kepada pontianak-times.co.id, Kamis (7/9/2023).
Menurut Mustafa, Partai Golkar Kalbar dalam menghadapi tahun politik 2024 telah bergerak untuk memperkuat posisi pemenangan suara partai. Sebab, kunci pengusungan untuk Pilkada sangat tergantung dari perolehan suara partai.
Seperti diketahui, Partai Golkar Kalbar dalam kontestasi Pemilu 2019 mendulang 273,4 ribu suara atau 10,02%. Partai berlambang beringin ini menempati posisi kedua dari total suara pemilih Kalbar saat itu sebanyak 2,73 juta. “Pada Pemilu 2024, ada target peningkatan suara,” kata Mustafa.
Mulai Redup
Digadang-gadangnya Maman Abdurrahman dalam bursa Pilgub, mendapat respons dari Pengamat Politik Irenk Maulana yang menganggap hal itu lumrah seiring mulai redupnya pamor Sutarmidji.
“Tokoh-tokoh politik lokal di Kalbar memiliki tiket untuk maju Pilgub. Apalagi jika berhasil mendulang banyak suara pada Pemilu legislatif. Pamor Sutarmidji dalam kalkulasi politik akan perlahan redup setelah lengser, dan akan kembali dari nol jika hendak maju lagi ke kancah Pilgub 2024,” kata Ireng yang juga alumnus IOWA United States ini.
Menurut Ireng, momen lengsernya Sutarmidji dari posisi Gubernur Kalbar menjadi kesempatan bagi tokoh Parpol maupun figur non partisan seperti akademisi ataupun figur lain, untuk menawarkan format baru bagi kemajuan Kalimantan Barat.
“Tentu saja figur yang muncul itu bukan sekadar target perebutan kekuasaan, melainkan harus memiliki gagasan dan inovasi untuk mengubah Kalbar yang dalam lima tahun terakhir ini tidak ada yang bisa dibanggakan,” ujar Ireng.
Dijelaskan Ireng, Gubernur dan Wagub Kalbar periode 2018-2023 lengser begitu saja tanpa meninggalkan kesan yang berarti masyarakat. “Coba tanyakan, apa pendapatnya tentang kepemimpinan Sutarmidji dan Norsan. Bagaimana kondisi Kalbar dalam lima tahun terakhir ini,” tanya Ireng.
Ireng memberikan saran agar para pemimpin Parpol berembug untuk kepemimpinan Provinsi Kalbar berikutnya. Dari Parpol itulah nantinya yang menyodorkan kandidat untuk dipilih rakyat. “Kalbar memerlukan gubernur yang inovatif, bukan yang hanya mampu bekerja secara reguler saja,” tegas Ireng.
Penulis: R. Rido Ibnu Syahrie I Update Berita, ikuti Google News