Pontianak. Komando Daerah Militer (Kodam) XII Tanjungpura telah menyusun rencana pertahanan negara di sepanjang perbatasan wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Perlu ketahui bahwa rencana pertahanan Kodam XII Tanjungpura disusun sesuai tingkat ancaman dengan beberapa klasifikasi,” kata Mayor Jenderal Sulaiman Agusto SIP MM Panglima Kodam (Pangdam) XII/Tanjungpura pada Seminar Percepatan Pembentukan Provinsi Kapuas Raya yang diselenggarakan Forum Wartawan dan LSM (FW-LSM) Kalimantan Barat, Sabtu (16/7/2022) di Hotel Ibis Pontianak.
Pemaparan Pangdam tersebut disampaikan Kolonel Inf Nurliansyah SIP Staf Ahli Bidang Operasi Militer Perang Kodam XII Tanjungpura. “Empat klasifikasi tingkat ancaman terdiri dari daerah pertempuran, daerah komunikasi, daerah belakang dan daerah pangkal perlawanan,” kata dia.
Klasifikasi pertama meliputi alternatif I yang berada di sepanjang pantai Singkawang, Mempawah, Pontianak dan Ketapang. Selian itu di tempat-tempat pendaratan musuh yaitu pantai Pemangkat, Pasir Panjang, Pantai Kijing, Pantai Mempawah, Pantai Pontianak, Pantai Tanjung Batu dan Pantai Sukadana Ketapang.
Alternatif II berada di sepanjang pantai Pangkalan Bun dan Sampit yaitu Kuala Jelai-Tumbang Tawar-Kuala Kuyun-Bagendang dan Parebok. Alternatif III daerah pertempuran menghadapi musuh yang datang dari darat melalui Sarawak adalah di daerah Sajingan Besar (Aruk), Seluas, Entikong, Nanga Badau, Kampung Jasa.
Klasifikasi Daerah Komunikasi meliputi tiga alternatif terdiri dari alternatif I di Kabupaten Bengkayang, Landak, Kubu Raya dan Kabupaten Ketapang dan pada daerah ini mempunyai kemampuan untuk mendukung kelanjutan operasi.
Alternatif II daerah komunikasi berada di daerah ketinggian 1171-ketinggian 721-Bukit Rawi-Bahaur dan pada daerah ini mempunyai kemampuan untuk mendukung kelanjutan operasi. Alternatif III berada di Kabupaten Sanggau, Singkawang, Sintang, dan Landak, dimana daerah ini memiliki kemampuan untuk mendukung kelanjutan operasi.
Daerah Belakang
Daerah belakang meliputi alternatif I di daerah Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi dan Kabupaten Kapuas Hulu. Wilayah ini memiliki sarana infrastruktur berupa jalan yang menjadi jalan pendekat menuju daerah pertempuran untuk mendorong logistik dalam operasi.
Alternatif II daerah belakang berada di daerah ketinggian 721-Kuala Kurun-Bukit Rawi-Bahuru-Ketinggian Bukit Batu-Ketinggian 840-Pelampai, memiliki sarana infrastruktur berupa jalan yang menjadi jalan pendekat menuju daerah pertempuran dalam rangka pendorongan logistik untuk mendukung operasi. Alternatif III berada di daerah Kabupaten Sintang, Putussibau dan Kabupaten Melawi.
Daerah tersebut relatif cukup aman dan akan dilaksanakan pembangunan yang bersifat peningkatan produksi perkebunan dan pertanian dengan harapan mempunyai kemampuan mendukung perbaikan alat peralatan dalam keadaan operasi berlangsung.
Daerah Perlawanan
Klasifikasi keempat berupa daerah pangkal perlawanan. Alternatif I, II dan III disesuaikan penyusunan daerah gerilya bagi tiap–tiap Korem. Juga penyiapan kembali pasukan dalam mengambilalih inisiatif serangan atau perlawanan dan pangkal perlawanan Kodam, dari segi geografi maupun kondisi wilayah.
Pangdam XII/Tanjungpura juga menjelaskan daerah latihan meliputi matra darat, laut dan udara. Daerah latihan itu meliputi Latihan Pertahanan Pantai di sepanjang pantai sebelah barat dan selatan. Daerah Latihan operasi hambat Gunung Tempayung dan ketinggian 1171, Daerah Latihan operasi pertahanan akhir Gunung Purun, Gunung Panuku dan Pangkalan Lima.
Daerah Latihan operasi gerilya meliputi Gunung Meritas, Gunung Mendering dan ketinggian 721. Daerah Latihan operasi serangan balas berada di Sei Raya dan Pangkal Lima. Lanud Supadio digunakan untuk latihan penyergapan pesawat asing dan Force Down (Paksa mendarat) Search and Rescue, Ruang udara Pekanbaru–Tanjung Pinang–Pontianak digunakan untuk Latihan terbang jelajah. Sedangkan Pulau Limbung Kabupaten Kubu Raya digunakan untuk latihan tembak pesawat tempur.
Penulis: R. Rido Ibnu Syahrie