Home / Peristiwa

Minggu, 2 Februari 2025 - 15:41 WIB

Warga Dusun Pak Nungkat Kumpulkan Donasi Peduli Banjir

Tenda-tenda pengungsi banjir Mempawah yang menempati daerah tinggi untuk menghindari terjangan banjir.

Tenda-tenda pengungsi banjir Mempawah yang menempati daerah tinggi untuk menghindari terjangan banjir.

Mempawah. Warga Dusun Pak Nungkat Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah kompak mengumpulkan donasi untuk warga terdampak banjir hebat yang terjadi dalam seminggu terakhir ini.

“Kami mengantarkan amanah bantuan dari masyarakat Dusun Pak Nungkat, Desa Sekabuk, Kecamatan Sadaniang,” kata Alex Candra, Sekretaris Masjid Besar Nurul Yaqin yang juga Ketua Majelis Wilayah Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Sadaniang, Minggu (2/2/2025).

Gotong royong warga itu untuk membantu saudara-saudaranya yang mengungsi akibat hantaman banjir. Musibah banjir terparah di kabupaten terjadi di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir. Hingga Rabu (29/1/2025), Desa Pasir nyaris tenggelam dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa.

Pihak MWC NU Sadaniang dan Pengurus Masjid Besar Nurul Yaqin langsung merespons dengan mengerahkan anggota dan remaja. Mereka menghimpun donasi yang didapat dalam bentuk beras, mie instan, air mineral dan sayur-sayuran.

Baca juga:  Korban PETI Bengkayang 5 Tewas 8 Selamat

“Hasil donasi langsung kita distribusikan kepada para pengungsi yang ada di Dusun Sebukit Rama, Desa Pasir. Semoga ini menjadi tambahan semangat buat kita semua untuk saling membantu,” ucap Alex.

Alex mengharapkan kepada seluruh elemen masyarakat tidak terkecuali pemerintah, pengusaha, dan semuanya untuk bergabung membantu sesama. “Kami harapkan semuanya bisa bekerja sama dengan baik untuk menuntaskan, dan membantu rekan-rekan kita yang terkena bencana banjir di tahun 2025 ini,” ujar Alex.

Pengungsi

Sementara itu, Yanto (40) warga Dusun Sebukit Rama, Desa Pasir menuturukan dirinya beserta keluarga telah mengungsi di daerah dataran tinggi sekitar Sebukit. “Sudah mengungsi sekitar kurang lebih satu mingguan,” kata Yanto.

Menurut Yanto, warga yang mengungsi sekitar 30 KK, mulai dari balita hingga lansia. Pengungsi menyebar di tiga titik pengungsian yang didominasi rata-rata masyarakat Dusun Sebukit Rama. “Ada sebagian warga yang rumahnya tinggi masih menetap di rumahnya,” kata Yanto.

Baca juga:  Darwis Buka Bikers Terabas MPTB 4 Jagoi

Hal senada disampaikan Fendi (60) yang memilih mengungsi meski tanpa ada jaringan listrik dan anak-anak yang mulai terkena penyakit gatal-gatal.

“Alhamdulillah kemarin sih juga sudah ada peninjauan dari tim kesehatan yang datang kesini. Tetapi, yang dikhatirkan ketika mengungsi itu hewan liar seperti ular, dan juga angin,” kata Fendi.

Pengungsi hanya mengandalkan tenda terpal yang terkadang beresiko bocor terkena air hujan. “Kalau hujan pasti bocor,” kata Yanto. (iz/cit-journ)

Editor: R. Rido Ibnu Syahrie I Update Berita, ikuti Google News

Share :

Baca Juga

Pemudik Lebaran 2023

Peristiwa

Arus Mudik H-2 Idulfitri Terpantau Kondusif
Rumah Terbakar

Peristiwa

Dua Rumah di Anjungan Hangus Terbakar
Tersangka dan barang bukti Narkoba tangkapan Pamtas Yonkav 12/BC

Peristiwa

Pamtas Yonkav 12/BC Tangkap 3 Tersangka Sabu 6,3 Kg
Pawai siswa SMK

Peristiwa

40 Siswa Diamankan Polsek Sungai Pinyuh
Tim Pora

Peristiwa

Tim Pora Pantau WNA di Perbatasan Sambas
Pertemuan Menteri Sosial dan Pengurus SMS Pusat

Peristiwa

Kemensos dan SMSI Bersinergi Garap Program Sosial
pontianak-times.co.id

Peristiwa

Fery Pimpin Ziarah HBI-72 di Makam Pahlawan
Iwan Keluarga Kobran SJ-182

Peristiwa

Sriwijaya Mangkir Bayar Korban SJ-182
error: Content is protected !!