Mempawah. Warga Dusun Pak Nungkat Kecamatan Sadaniang Kabupaten Mempawah kompak mengumpulkan donasi untuk warga terdampak banjir hebat yang terjadi dalam seminggu terakhir ini.
“Kami mengantarkan amanah bantuan dari masyarakat Dusun Pak Nungkat, Desa Sekabuk, Kecamatan Sadaniang,” kata Alex Candra, Sekretaris Masjid Besar Nurul Yaqin yang juga Ketua Majelis Wilayah Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Sadaniang, Minggu (2/2/2025).
Gotong royong warga itu untuk membantu saudara-saudaranya yang mengungsi akibat hantaman banjir. Musibah banjir terparah di kabupaten terjadi di Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir. Hingga Rabu (29/1/2025), Desa Pasir nyaris tenggelam dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
Pihak MWC NU Sadaniang dan Pengurus Masjid Besar Nurul Yaqin langsung merespons dengan mengerahkan anggota dan remaja. Mereka menghimpun donasi yang didapat dalam bentuk beras, mie instan, air mineral dan sayur-sayuran.
“Hasil donasi langsung kita distribusikan kepada para pengungsi yang ada di Dusun Sebukit Rama, Desa Pasir. Semoga ini menjadi tambahan semangat buat kita semua untuk saling membantu,” ucap Alex.
Alex mengharapkan kepada seluruh elemen masyarakat tidak terkecuali pemerintah, pengusaha, dan semuanya untuk bergabung membantu sesama. “Kami harapkan semuanya bisa bekerja sama dengan baik untuk menuntaskan, dan membantu rekan-rekan kita yang terkena bencana banjir di tahun 2025 ini,” ujar Alex.
Pengungsi
Sementara itu, Yanto (40) warga Dusun Sebukit Rama, Desa Pasir menuturukan dirinya beserta keluarga telah mengungsi di daerah dataran tinggi sekitar Sebukit. “Sudah mengungsi sekitar kurang lebih satu mingguan,” kata Yanto.
Menurut Yanto, warga yang mengungsi sekitar 30 KK, mulai dari balita hingga lansia. Pengungsi menyebar di tiga titik pengungsian yang didominasi rata-rata masyarakat Dusun Sebukit Rama. “Ada sebagian warga yang rumahnya tinggi masih menetap di rumahnya,” kata Yanto.
Hal senada disampaikan Fendi (60) yang memilih mengungsi meski tanpa ada jaringan listrik dan anak-anak yang mulai terkena penyakit gatal-gatal.
“Alhamdulillah kemarin sih juga sudah ada peninjauan dari tim kesehatan yang datang kesini. Tetapi, yang dikhatirkan ketika mengungsi itu hewan liar seperti ular, dan juga angin,” kata Fendi.
Pengungsi hanya mengandalkan tenda terpal yang terkadang beresiko bocor terkena air hujan. “Kalau hujan pasti bocor,” kata Yanto. (iz/cit-journ)
Editor: R. Rido Ibnu Syahrie I Update Berita, ikuti Google News