Malang. Menikah merupakan sebuah fitrah dan perlu memiliki kesiapan untuk menghadapi setiap ujian sepanjang hidup. Tujuan utamanya mengumpulkan modal akhirat. Ada beberapa tips menjelang pernikahan.
“Sebelum menikah, pastikan sudah melakukan konseling, mengetahui dan menyiapkan kesehatan, evaluasi psikososial dan lainnya,” kata Dr dr Kusuma Andriana SpOG, Minggu (26/6/2022) pada Webinar Sehati Sekolah Pranikah Kampus Putih Forum Kajian Islam (FKI) Ibnu Sina Medical Association, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Menurutnya, menikah adalah fitrah yang harus dijalankan sesuai tuntunan dalam Alquran Surat Al- Imran ayat 14 yang artinya, “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik”
Spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit UMM ini menjelaskan wanita sebelum menikah wajib suntik Tetanus Toksoid (TT) atau juga disebut vaksin TT. Vaksin ini adalah tindakan memasukkan bakteri tetanus toksoid yang telah dinonaktifkan.
“Cara ini akan membuat tubuh lebih kebal terhadap infeksi tetanus karena sudah belajar membuat antibodi. Suntik TT ini wajib karena program pemerintah. Kalaupun tidak dilakukan juga tidak apa apa. Tetapi ada baiknya melakukan pencegahan sebelum terlambat,” kata Andriana.
Suntik TT, kata Andriana dilakukan pada calon pengantin wanita dan ibu hamil. Selain itu vaksin HPV (human papillomavirus) untuk mencegah virus yang menyebabkan kutil kelamin dan kanker. Penyebarannya bisa terjadi melalui aktivitas seks. Maka dari itu di perlukan bagi wanita sebelum menikah atau ibu hamil melakukan suntik TT terlebih dahulu.
“HPV dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita mulai usia 11 tahun. Masing-masing suntik TT dan HPV bagi pasangan yang hendak menikah sebanyak 3 kali untuk mencegah kanker serviks, mumps, measles dan rubell,” ujar Andriana.
Andriana tampil membawakan materi tentang kesehatan reproduksi dan vaksinasi dalam webinar bertajuk Merangkai Cinta Bersama ke Surga. Ia juga memaparkan masa subur bagi wanita dan mengetahuinya melalui siklus haid berupa pendarahan periodik dan siklus kompleks. Siklus ini bervariasi mulai dari kurang lebih 28 hari dan 7 hari.
“Fase ini yang terjadi pada selaput lendir rahim berupa fase haid, fase regenerasi (luka diperbaiki), fase intermenstrum (selaput lendir tumbuh dan tebal), dan fase prahaid (selaput lendir gembur). Menghitung masa subur pada wanita hanya berjangka 24 jam 14 hari sebelum haid serta memiliki tanda lendir mulut rahim banyak dan libido meningkat,” ujarnya.
Pada tahap kehamilan, Andriana menjelaskan pentingnya memerhatikan masalah kesehatan ibu. Saat ini di dunia terdapat 180-200 juta ibu hamil dalam pertahunny. Sebanyak 75 juta orang diantaranya tidak menginginkan kehamilan, 50 juta melakukan aborsi, 20 juta aborsi tidak aman, dan sebanyak 600 ribu mengalami kematian setiap 1 menit.
Penulis: Dwi Agma Hidayah