Melawi. Tak lengkap jika jalan-jalan ke Kabupaten Melawi tanpa mengunjungi objek wisata favorit. Objek wisata itu diberi nama kawasan wisata Kurnia Grup.
Berada di areal 6 hektar, terdapat tiga objek wisata antara lain Kurnia Water Park, Lepung Kurnia dan Kurnia Outbond. Lokasi wisata ini di Jalan Tembawang Panjang, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. Jarak tempuh lokasi ini dari pusat pemerintahan Kabupaten Melawi, cukup dekat.
Objek wisata ini menawarkan banyak pilihan bagi pengunjungnya, mulai dari berbagai wahana hiburan, kolam renang untuk anak-anak dan dewasa, aneka kuliner tradisional dan mancanegara.
Selain itu, terdapat wahana permainan anak, wisata air, spot swafoto yang unik, areal outbound yang menarik dan penuh tantangan, serta masih banyak lagi wahana lainnya. Semua fasilitas di objek wisata itu siap memanjakan pengunjung.
Kawasan wisata kurnia grup ini mulai banyak dikunjungi wisatawan lokal yang bukan saja dari Kabupaten Melawi, tetapi dari kabupaten dan kota lainnya se-Kalimantan barat. Ada yang datang dari Sintang, Sanggau, Sekadau, Putussibau, Singkawang, dan Pontianak. Bahkan pengunjug dari luar Kalimantan Barat.
Boleh jadi lokasi wisata ini menjadi favorit bagi para wisatawan di Kalimantan Barat dengan daya dukung alam, pelayanan dan berbagai fasilitas termasuk daya dukung kelistrikan. Maklum saja, mayoritas venue yang ada di kawasan Wisata Kurnia Grup ini banyak menggunakan energi listrik.
“Semua venue wisata yang kami miliki tergantung pada keberadaan listrik. Syukur Alhamdulillah, kondisi kelistrikan di Kabupaten Melawi ini sangat kondusif sehingga usaha yang kami jalankan menjadi aman dan lancar,” kata Astrid Panji, Pengelola kawasan wisata Kurnia Grup.
Astrid mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mendukung keberadaan objek wisata tersebut. “Kami bersyukur dengan adanya dukungan PLN. Kkawasan wisata ini menjadi salah satu ikon wisata favorit di Kalimantan Barat khususunya di Kabupaten Melawi,” tutur Astrid.
Dukungan PLN tersebut, menurut General Manager PLN UID Kalbar, Mochamad Soffin Hadi menjadi salah satu upayan PLN yang turut serta memacu pertumbuan ekonomi. “Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat terus meningkat. Banyak usaha yang tumbuh dan terus berkembang. Peningkatan produktivitas usaha ini menyebabkan kebutuhan listrik masyarakat juga turut meningkat,” kata Soffin Hadi.
Menurutnya, kondisi kelistrikan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan dunia usaha. Untuk itu PLN UID Kalbar berkomitmen meningkatkan kualitas pelayanan kelistrikan kepada masyarakat, agar seluruh aktivitas masyarakat khususnya aktivitas usaha tidak terganggu.
“Kami berharap keberadaan pasokan listrik yang andal menjadi salah satu faktor utama pendorong meningkatnya perekonomian masyarakat di Kalimantan Barat,” ujar Soffin.
Kualitas pasokan listrik itu, kata Soffin, mulai dari kecukupan daya pembangkit, sistem penyaluran, hingga proses pendistribusian listrik ke pelanggan. Semua itu diharapkan mampu mendorong produktivitas usaha yang dijalankan oleh masyarakat.
Saat ini sistem kelistrikan di Kalimantan Barat sangat kondusif denan daya mampu pembangkit yang dimiliki PLN sebesar 766 Megawatt. Sedangkan beban puncak atau rata-rata kebutuhan listrik masyarakat sekitar 561 Megawatt. Berarti terdapat surplus daya sebesar 205 Megawatt.
Khusus sistem kelistrikan interkoneksi Khatulistiwa, PLN memiliki daya mampu pembangkit sebesar 646 Megawatt, sementara beban puncak rata-rata sebesar 423 Megawatt.
“Dengan surplus daya sebesar 221 Megawatt kami siap mendukung seluruh aktivitas masyarakat. Silahkan para pelaku usaha lebih fokus pada pengembangan usaha yang dijalankan, biar kami yang urus listriknya,” kata Soffin. (edo)
Editor: R. Rido Ibnu Syahrie