Pontianak. Komite Aksi Politik (KAP) Indonesia Perkasa 2024 telah menyelesaikan survey tahap pertama yang disebar selama 7 hari. Survey ini terkait kriteria pasangan Capres dan Cawapres apa yang layak.
“Ada top 5 ranking komposisi pasangan bakal Capres dan Cawapres berdasarkan latar belakang,” kata Ireng Maulana, Inisiator KAP Indonesia Perkasa kepada pontianak-times.co.id, Senin (4/7/2022).
Top 5 ranking itu adalah Tentara dan Cendikiawan atau Akademisi menduduki peringkat pertama pilihan responden dalam survey tersebut. Pada urutan kedua pasangan Tentara dan Kepala Daerah, urutan ketiga Tentara dan Politisi, urutan keempat Tentara dan Pengusaha. Pada posisi kelima pasangan Tentara dan Tokoh Agama.
Survey dilaksanakan dengan rentang waktu 16-22 Juni 2022 di 34 provinsi dengan jangkauan 28.504 orang melalui sosial media yang terprogram. Dari jangkauan tersebut memiliki komposisi 93% laki-laki dan 7% perempuan.
“Tidak semua calon responden dari jangkauan itu tertarik dan hanya 400 orang yang memberikan tanggapan. Sedangkan yang mengisi kuisiner berjumlah 239 orang terdiri dari 225 responden laki-laki dan 14 responden perempuan,” kata Ireng.
Dari 239 responden tersebut, kata Ireng, masuk kategori usia 18-65 tahun dengan lokasi tempat tinggal menyebar di 31 provinsi se-Indonesia.
Sebaran lokasi itu meliputi Aceh, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Gorontalo, Jabar, Jakarta, Jambi, Jateng, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltim, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku Utara , NTB, NTT, Papua, Riau, Sulbar, Sulsel, Sulteng, Sulut, Sumbar, Sumut, Ternate, dan Yogya.
Ireng menjelaskan, kuisioner yang diajukan kepada responden adalah 10 latar belakang professional pasangan bakal Capres dan Cawapres yang harus dipilih. Latar belakang itu adalah Tentara+Pengusaha Tentara+Politisi, Tentara+Teknokrat, Tentara+Cendikiawan/akademisi, Tentara+Tokoh agama, Tentara+Crazy Rich, Tentara+Tentara, Tentara+Polisi, Tentara+Kepala Daerah dan Tentara+Selebiriti.
“Tentara merupakan variabel tetap yang selalu muncul sebagai latar belakang bakal capres yang disandingkan dengan berbagai macam latar belakang untuk variable bakal cawapres,” ujar Ireng yang jebolan strata II IOWA US ini.
Menurutnya, pilihan tentara sebagai variabel tetap latar belakang bakal Capres yang sengaja dimunculkan. Tujuannya agar menjadi wacana alternatif dari banyaknya figur potensial berlatar belakang sipil yang muncul di ruang publik.
Pilihan tentara ini pula, ujar Ireng, sebagai preferensi tambahan bagi publik untuk menjaring harapan masyarakat Indonesia yang menginginkan Capres dari kalangan Tentara. Bakal capres ini sebagai profil yang layak dan potensial selain capres dari sipil.
Opini Publik
Dari survey KAP Indonesia Perkasa 2024 kali ini, opini publik mengarah kepada calon pemimpin yang kuat dan tegas yakni pada figur berlatarbelakang tentara. Dilengkapi oleh wakilnya dari kalangan intelektual (cendikiawan/akademisi).
“Dari kondisi ini tergambar bahwa publik merasa kombinasi kepemimpinan yang kuat, tegas bersama kemampuan intelektual akan lebih potensial menyelesaikan persoalan bangsa. Selain itu diyakini dapat membawa kemajuan Indonesia lebih kongkrit,” ujar Ireng.
Selain itu, lanjutnya, jika dilihat dari kombinasi pemimpin dengan komposisi Tentara dan Kepala Daerah, opini publik tetap mengharapkan pemimpin yang kuat dan tegas. Namun dilengkapi wakilnya yang telah terbukti dalam memberikan pencapaian-pencapaian terukur dalam mengatasi persoalan dan melayani masyarakat sebagai kepala daerah.
“Dengan kata lain, publik menilai wakil yang berasal dari kepala daerah lebih terbiasa melihat persoalan langsung dari masyarakat selama memimpin daerahnya,” kata Ireng.
Penulis: R. Rido Ibnu Syahrie