Home / Edukasi

Jumat, 22 November 2024 - 13:37 WIB

Gemawan dan ID Garap Pelatihan Perempuan Adat

Peserta pelatihan yang diselenggarakan Gemawan dan Institut Dayakologi.

Peserta pelatihan yang diselenggarakan Gemawan dan Institut Dayakologi.

Mempawah. Gemawan dan ID (Institut Dayakologi) menggarap pelatihan pengorganisasian Perempuan Adat dari enam desa di Kecamatan Sadaniang, 19-20 November 2024.

Pelatihan dipusatkan di Gedung Pertemuan Kantor Camat Sadaniang, Kabupaten Mempawah. Perwakilan perempuan yang mengikuti pelatihan berasal dari Desa Sekabuk, Pentek, Ansiap, Amawang, Bumbun, dan Suak Barangan.

Ageng, Pegiat Gemawan menyampaikan tujuan kegiatan untuk memberikan ruang pada perempuan adat untuk berbagi, sekaligus bekal menerapkan di dalam komunitas mereka masing-masing. Harapannya, mempunyai kemandirian dalam mengorganisasi kelompoknya.

“Praktik-praktik dalam pengelolaan sumber daya alam tentunya berkaitan dengan tradisi-tradisi warisan yang diwariskan oleh leluhurnya mereka,” kata Ageng.

Menurut Ageng, di Kecamatan Sadaniang memang masyarakat secara identitas adalah dayak. Nah kenapa masyarakat adat, karena penjaga alam sesungguhnya, sejatinya itu adalah masyatakat adat.

Baca juga:  Desa Bersinar Program Unggulan BNN

“Mereka sejak dari lahir bahkan hingga mati sangat dekat dengan alam. Mereka bahkan menganggap hutan itu menjadi salahsatu tempat belanja mereka, karena disitulah segala sumber kehidupan itu ada, mulai dari air, tanah yang pada akhirnya mereka sangat dekat dengan alam disekitarnya,” ujar Ageng.

Pelatihan menyasar kelompok perempuan muda. Tentu pesan mendalam adalah agar di tingkat tapak bisa kembali pada proses atau tradisi yang dulunya sempat, atau mungkin sudah mulai di tinggalkan, atau mungkin hilang.

“Proses ini juga upaya untuk mengembalikan hakikat masyarakat adat yang ada di Kecamatan Sadaniang agar kembali dijalankan,” ujar Ageng.

Ageng mencontohkan di Desa Suak Barangan terdapat tujuh tahapan sebelum mereka memulai proses pertanian. Mulai dari mereka membuka ladang melalui ritual, terus menganggap bahwa tanah itu juga perlu istirahat sama dengan manusia. “Nah nilai-nilai seperti itu yang perlu untuk dipertahankan,” pesan Ageng.

Baca juga:  Lembaga Sejati Hadir untuk Indonesia

Pesan berikutnya, kata Ageng, apa yang mereka dapatkan dalam pelatihan dapat saling berbagi dan saling menguatkan guna menjaga tradisi, memperjuangkan hak-hak dan keberlanjutan komunitas.

Aktivis Institut Dayakologi Erniliana menyampaikan pelatihan terbagi dalam pelatihan kepemimpinan dan pelatihan pengorganisasian. “Kami memberika dasar-dasar gender supaya perempuan juga paham gender itu seperti apa,” kata Emi.

Emi menjabarkan alasan mengapa harus memilih perempuan muda. “Karena muda saja kita sudah bicara tentang regenerasi, jadi yang akan melanjutkan kehidupan selanjutnya biasanya tetap pada orang muda,” kata Emi.(iz)

Update Berita, ikuti Google News

Share :

Baca Juga

Prajurit TNI mengajar anak-anak perbatasan Kalbar-Malaysia

Edukasi

Prajurit TNI Perbatasan Jadi Tenaga Pengajar Tambahan
Silatwil Ulama Kalbar

Edukasi

Ulama Kalbar Usung Santri Pimpin NU Kalbar
Techon 2023

Edukasi

Poltesa Aktif Ikut Techon PMU Sarawak
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar merespons positif apel siaga kebangsaan generasi Z

Edukasi

Dikbud Respons Positif Apel Siaga Generasi Z
Pelatihan Tajwid dan Rasm

Edukasi

Warga Antusias Berlatih Tajwid dan Rasm
Poltesa raih penghargaan

Edukasi

Poltesa Raih Pengelola KIP Terbaik 2023
pontianak-times.co.id

Edukasi

Hanura Singkawang Umrohkan Marbot Masjid
Rian dan Marhapida

Edukasi

Dua Mahasiswa Poltesa Magang ke Australia
error: Content is protected !!