Home / Edukasi

Minggu, 22 Desember 2024 - 16:18 WIB

Gemawan dan AMAN Gelar Workshop Mitigasi Perubahan Iklim

Worksop Mitigas Perubahan Ilkim yang diselenggarakan Gemawan dan AMAN di Kapuas Hulu.

Worksop Mitigas Perubahan Ilkim yang diselenggarakan Gemawan dan AMAN di Kapuas Hulu.

Kapuas Hulu. Gemawan dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menggelar workshop Peran Pemuda dalam Mitigasi perubahan Iklim, Rabu (17/12/2024).

Workshop bertempat di Gedung Paroki Banua Martinus Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu. Workshop ini dihadiri perwakilan Perempuan muda dari 8 desa diantaranya Banua Martinus, Batu Lintang, Rantau Prapat, Apan, Banua Ujung, Pulau Manak, Lengan Baru, dan Manua Sadap.

Hadir juga undangan lainnya seperti SMA N 1 Embaloh Hulu, SMPN 3 Embaloh Hulu, OMK Paroki Martinus, dan PD AMAN Kapuas Hulu.

Kegiatan dikemas dalam diskusi panel, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman pemuda mengenai dampak perubahan iklim pada kehidupan masa kini dan masa depan.

Baca juga:  MPA Dua Desa Berlatih Penanganan Karhutla

Ketua AMAN Kalbar, Tono mengatakan peran penting perempuan dan pemuda dalam menghadapi perubahan iklim. “Ketika tanahnya tidak ada, sudah hilang, lingkungan sudah rusak, pasti perempuan yang pertama yang merasakan dampaknya,” kata Tono.

Sedangkan Arni, Training Learning Center Gemawan menyoroti perempuan adat yang memegang peran krusial bagi hutan, tetapi kerap menjadi korban berlapis kirisi iklim.

“Nah, kenapa kita ngobrolin soal perempuan dan anak muda, kalau kita ngobrolin soal perempuan adat, dari tadi udah disingung, bahwa sebenarnya bagaimana perempuan adat itu punya peran penting dalam hal pengelolaan sumberdaya alam atau lingkungan,” ujarnya.

Baca juga:  Mahasiswa 5 Perguruan Tinggi Gotong Royong

Menurutnya, perempuan itu lebih dari 60 persen juga melakukan seluruh kegiatan peladangan, mulai dari persiapan sampai dengan panen.

Dikatan Arni, pertanian itu adalah pengetahuan, termasuk perempuan-perempuan masyarakat adat yang memahami bahwa banyak sekali tanaman-tanaman obat. Tentu dengan kerajinan seperti penenun dan kerajinan-kerajinan lainnya seperti anyaman tikar dan lain-lain itu adalah pelestarian pengetahuan lokal.

“Ya, seharusnya semua orang memahami bahwa itu adalah pengetahuan yang harus kita wariskan,” pungkas Arni.(iz/rls)

Update Berita, ikuti Google News

Share :

Baca Juga

Milad Ponpes Darunna'im

Edukasi

50 Habaib dan Ulama akan Hadir di Ponpes Darunna’im
Para Penyintas Kanker Payudara

Edukasi

Para Penyintas Kanker Payudara Berkumpul
pontianak times

Edukasi

10 Calon Rektor IAIN Pontianak Adu Visi Misi
Poros Pelajar Nasional

Edukasi

Massa Pelajar Tuntut Tunda RUU Sisdiknas
Kampus Universitas Indonesia. foto: dokumen web UI

Edukasi

Universitas Indonesia Menanggung Malu
Kodim Sambas tanam mangrove

Edukasi

Kodim Sambas Tanam Mangrove Cegah Abrasi
pontianak-times.co.id

Edukasi

83 Pekerjaan Hilang Ditelan Trans Digital
ilustrasi pontianak-times.co.id

Edukasi

Kritik-kritik Para Ilmuwan Manja
error: Content is protected !!