Medan. Duka menyelimuti atlet beladiri campuran IBCA-MMA Kalbar di PON XXI Aceh-Sumut. Beruntung seorang srikandi, Miya Reyka (18) berhasil menggondol medali Perunggu.
Duka itu antara lain kondisi atlet yang tidak ditunjang kelayakan tempat istirahat hingga persoalan nutrisi atau makanan. Namun dukungan semangat yang tinggi masih bisa meraih prestasi, meskipun atlet satu persatu tumbang didera cidera yang minim perawatan.
Fakta di lapangan sungguh sangat terbalik dengan sesumbar pengurus Pengprov IBCA-MMA Provinsi Kalbar yang mengklaim tak bermodal kosong. Sebut saja ketika para atlet di awal masuk arena Octagon GOR Basket Lanud Soewondo (18-19/9/2024). Para atlet asal bumi khatulistiwa kalah telak dengan TKO di paruh babak pertama.
Nopel Permada di kelas Stand Up 52 Kg menelan kekalahan dan mengalami cider kaki. Demikian pula IIyan Saud Purbaya tumbang dan menderita cidera bahu. Infan Hidayatullah terpilas pergelangan tangan dan Eko Gunawan terdampak lebam di wajah. Paling nahas, Vergiono yang mengalami pembengkakan di bagian sensitif.
Beruntung dikelas wanita 52 Kg, Miya Reyka yang masih muda belia mampu memberikan perlawanan sengit 3 ronde terhadap lawannya, Dwi Rahmawati dari Provinsi Banten. Poin penuh dapat diraih jika putri kedua Fadhilah Sandi tidak mengalami cedera tangan kanan, namun medali perunggu sudah dalam genggaman, lantaran dua lawan sebelumnya terkategori bye atau tidak layak tanding.
Atas torehan ini, Roni Liza, Ketua IBCA-MMA Kabupaten Mempawah merasa cukup puas, sebab walaupun Miya merupakan atlet binaannya, namun diakui ini adalah prestasi bersama, bukan milik pengurus atau sirkel tertentu saja, sehingga bisa menjadi motivasi bagi atlet di daerah lain.
“Saya sangat bersyukur pencapaian kita di eksebisi PON XXI bisa mempersembahkan perunggu bagi Kalbar. Kedepannya diharapkan mampu menumbuhkan talenta-talenta muda berbakat lagi khususnya di Cabor IBCA MMA,” kata Roni.
Kemudian, kata Roni, dalam setiap event yang diikuti agar mampu bergerak terorganisir, transparan, dan lebih mengedepankan kebersamaan, sehingga setiap kendala sekecil apapun dapat dicarikan jalan keluarnya. “Denga begitu, akan memeroleh hasil yang terbaik,” kata pria kelahiran Batu Ampar ini.
Tim Pontianak Times yang membersamai pelatih, atlet, maupun official selama tiga hari berturut-turut mulai Selasa hingga Kamis (19/9/2024), terkuak fakta memilukan. Fakta itu adalah para atlet tidak diberi asupan nutrisi alias tanpa sarapan pagi.
Di sisi lain, tempat menginap bertumpuk dan para atlet tidur di lantai. Hal ini menyebabkan kondisi fisik atlet tidak rileks, tidak memiliki tim medis. Intinya, keseluruhan kondisi itu diluar fasilitas dan akomodasi yang masih jauh dari kata layak.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) IBCA-MMA Kalbar, Norman Hendrie yang dikonfirmasi mengakui hal tersebut. “Saya mengikuti dan memonitor terkait nutrisi, tempat menginap, fasilitas, akomodasi dan lain-lain memang sangat minim. Dengan keterbatasan yang ada, semoga KONI juga turut memerhatikan cabor baru ini,” ujarnya.
Kabar baiknya, hingga Jumat (20/9/2024), Provinsi Kalbar di ajang PON XXI secara keseluruhan merangkak naik pada perolehan medali PON XXI Aceh-Sumut. Tercatat sudah meraih 4 emas, 7 perak, dan 19 perunggu.
Kalbar menduduki posisi ke-25 dari 39 Provinsi yaitu Papua Tengah, Sumatera Barat, Gorontalo, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Maluku, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Sulawesi Barat, Bengkulu, Maluku Utara, dan IKN.
Penulis: Dany Chaniago I Editor: R. Rido Ibnu Syahrie
Update Berita, ikuti Google News