Jakarta. Keterbatasan anggaran pemerintah membuat Bupati Sambas Satono melakukan inovasi membangun 30 jembatan hasil donasi warga Sambas.
“Hingga desember 2022 akan selesai pembangunan 30 jembatan. Kurun waktu 2021 dan 2022 ini sudah terbangun 28 jembatan,” kata Satono saat menyampaikan presentasi di hadapan panelis pada penilaian Innovative Government Award (IGA) 2022 di Kantor Kemendagri Republik Indonesia, Rabu (23/11/2022).
Pembangunan infrastruktur yang diberinama Jembatan Berkemajuan ini menggunakan dana para donatur. “Kami bangun tanpa menggunakan dana APBD. Jadi sumber dananya adalah dari para donatur, orang Sambas yang sudah sukses di Jakarta,” kata Bupati.
Para donatur itu, lanjut Satono, terbangun komunikasi pada setiap saat dirinya melakukan perjalanan dinas ke Jakarta. “Saya selalu menyempatkan diri bertemu dengan pengusaha orang Sambas yang sukses. Dari donasi merekalah terwujud Jembatan Berkemajuan di kampung halamannya,” kata Satono.
Menurut dia, kontribusi dari pengusaha sukses di Jakarta asal Kabupaten Sambas untuk membangun daerahnya ini patut di syukuri. Dengan demikian muncul terobosan pembangunan di tengah situasi APBD yang serba terbatas. “Inilah bentuk kolaborasi yang dilakukan pemerintah daerah,” ujarnya.
Kehadiran Satono menyampaikan presentasi di Ruang Sidang Utama Kemendagri ini berkenaan dengan penilaian Innovative Goverment Award (IGA). Presentasi juga disiarkan secara langsung melalui Channel Youtube Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri dan Channel Dinas Kominfo Kabupaten Sambas.
Terdapat dua inovasi unggulan Kabupaten Sambas yaitu Inovasi Digital Internet Pedesaan Akomodatif (Insanak), dan inovasi Jembatan Berkemajuan.
Inovasi insanak dilatar belakangi oleh keadaan sebagian desa tidak terjangkau internet, oleh provider swasta khususnya di desa sejiram, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). “Inovasi ini terinspirasi dari masa pandemi, siswa belajar dari rumah sehingga lahirlah program Insanak,” ujar Bupati Sambas menjelaskan.
Satono mengatakan, pada tahun 2020 terdapat 53 desa terlayani jaringan BUMDesa. Namun pada tahun 2021 sudah mencapai 134 desa yang sudah terlayani jaringan BUMDesa. “Inovasi ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Sejiram dan desa lainnya yang ikut bekerjasama,” jelasnya.
Apresiasi
Salah seorang tim penilai dari Bappenas, Himawan Hariyoga mengapresiasi inovasi yang disampaikan Bupati Sambas. “Kami sangat mengapresiasi Jembatan Berkemajuan yang dibangun dengan mencari solusi secara mandiri,” ujar Himawan.
Presentasi yang disampaikan Bupati Sambas, langsung di respon tim penilai. Selain Bupati Sambas, kepala daerah lainnya juga ikut melakukan presentasi mewakili daerahnya antara lain dari kabupaten yang memiliki daerah tertinggal, dan daerah perbatasan.
Daerah Tertinggal meliputi Bupati Sorong, Bupati Sumba Timur, Wakil Bupati Lombok Utara, dan Bupati Nias Barat. Sedangkan untuk daerah perbatasan, Bupati Sanggau, Bupati Sambas, Wakil Wali Kota Batam Dan Bupati Karimun. (yanra/st)