Pontianak. Pihak otoritas Indonesia diminta untuk serius memastikan serpihan roket yang jatuh di wilayah Sekayam Kalimantan Barat. Segera kirimkan nota protes kepada Pemerintah Tiongkok (China) karena dapat berbahaya jika itu terkait kepentingan surveillance.
Demikian dikemukakan Ireng Maulana, praktisi sosial politik yang mengkaji disiplin ilmu strategi perang di IOWA University United States kepada pontianak-times.co.id, Senin (1/8/2022).
“Pemerintah Indonesia harus segera memeriksa kebenaran rongsokan atau puing tersebut. Jika benar berasal dari serpihan roket milik China, maka segera minta klarifikasi dan nota protes ke pemerintah Tiongkok,” ujar Ireng Maulana.
Bagaimanapun, kata Ireng, resiko jatuhnya serpihan itu sangat tinggi dari sisi keamanan warga Indonesia. “Ini menyangkut keselamatan warga kita. Iya kebetulan jatuh di tanah lapang. Kalau jatuh menimpa rumah penduduk atau lokasi ramai manusia, maka akibatnya bisa parah,” ujar Ireng.
Menurut dia, nota protes juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah peluncuran roket ke orbit itu ada kaitannya dengan surveillance atau kepentingan pengawasan Indonesia oleh pihak luar. “Hal ini tentu akan menjadi persoalan keamanan dan strategi pertahanan negara. Jangan sampai Indonesia abai dan lalai soal ini,” ujarnya.
Pemerintah Tiongkok, kata Ireng, seharusnya sudah bisa memprediksi lokasi-lokasi mana yang akan dijatuhi serpihan roketnya itu. “Kenyataannya, tidak ada sama sekali warning dari Tiongkok untuk Indonesia,” papar Ireng.
Sebelumnya, logam berbentuk pipih ukuran 5×2 meter yang diduga serpihan roket, ditemukan di lahan sawit Desa Desa Pengadang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Minggu (31/7/2022) pukul 17.00 WIB.
Benda padat diduga serpihan roket itu pertama kali ditemukan Yulius Thalib (68)di lahan sawit miliknya saat ia pergi ke kebun sawit untuk mengecek kebunnya itu. Tiba di lokasi, Yulius melihat benda tersebut sudah berada di tengah-tengah kebunnya.
Beberapa hari sebelumnya, kawasan dirgantara Kalimantan Barat memang pernah dikejutkan oleh suara dentuman. Tak lama kemudian US Space Command mengkonfirmasi keberadaan roket sepanjang 30 meter jenis Long March 5B milik China dengan berat 22 ton, memasuki atmosfer bumi.
Setelah mengedrop pasokannya ke orbit, roket itu jatuh di Samudra Hindia dekat Sarawak yang berbatasan dengan Kalimantan Barat. China mengirimkan roket ke orbit untuk keperluan modul inti stasiun luar angkasa Tiangong.
Manned Space Agency milik China mengungkapkan serpihan roketnya akan jatuh di lokasi yang sama, dan kemungkinan besar sudah terbakar habis. Long March 5B membawa modul laboratorium menuju orbit stasiun antariksa milik China. Ketika memasuki atmosfer, badan roket akan hancur. Namun menyisakan bongkahan besar yang jatuh ke bumi.(rdo)