Bengkayang. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP), 2-3 September 2022 memberikan solusi bagi kelompok nelayan Pulau Kabung.
PKM yang bekerjasama dengan Kemendikbud Dikti ini telah memberikan sharing ilmu pengetahuan kepada sembilan orang nelayan kelompok cumi-cumi. Mereka mendapatkan cara diversifikasi produk ikan teri, pembuatan serta penerapan alat pengering ikan, dan penggunaan media E-commerce sebagai platform informasi produk-produk yang dihasilkan.
Seperti diketahui, Pulau Kabung yang terletak di Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten Bengkayang memiliki komoditas unggulan dari sektor perikanan seperti ikan teri dan sotong. Selama ini, ikan teri hasil tangkapan nelayan hanya diolah dalam bentuk ikan teri kering. Masalah yang dihadapi oleh kelompok nelayan adalah masih menggunakan sistem pengeringan secara tradisional.
Salah satu kelompok nelayan yang menjadikan ikan teri sebagai sumber pendapatan utama adalah kelompok nelayan cumi- cumi. Kelompok nelayan ini terdiri atas sembilan orang yang kesehariannya aktif menangkap, mengolah dan menjual ikan teri.
Ketika kondisi cuaca yang ekstrim disertai gelombang tinggi, menyebabkan produktivitas hasil tangkapan menurun. Kondisi tersebut berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat setempat khususnya pada sektor perikanan.
Pada saat kondisi cuaca buruk akibat dari pergantian musim yang tidak memungkinkan untuk melaut, nelayan setempat cenderung melakukan aktivitas lain seperti bertani dan berkebun untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga.
Selama ini, ikan teri hasil tangkapan nelayan hanya diolah dalam bentuk ikan teri kering yang diasinkan serta dijual langsung kepada pengepul. Makanan berbahan ikan dapat lebih digemari anak usia sekolah dengan penyajian yang lebih inovatif, salah satunya melalui pembuatan makanan selingan (snack) berbahan dasar ikan.
Kehadiran tim PKM yang diketuai Dr Doddy Irawan ST MEng hadir memberikan pelatihan kepada nelayan tersebut. Tim ini beranggotakan Gunarto, Doddy Irawan, Farida, Raudhatul Fadhilah, Rudi Alfian, Muhammad Fasya, Akmal, Ayu Andira, dan Septian Andika Putra. Keseluruhan tim memiliki disiplin ilmu antara lain Teknik Mesin, Pendidikan Kimia, dan Budidaya Perairan.
Secara umum terdapat beberapa proses dalam pembuatan teri asin kering ,yaitu proses pencucian, penggaraman, dan pengeringan. Pada umumnya proses pengeringan ikan dilakukan para nelayan tradisional adalah dengan cara memanfaatkan paparan sinar matahari secara langsung.
Pada tahap proses pembuatan ikan kering dilakukan dengan cara memanggang dengan menggunakan kayu bakar atau tempurung kelapa yang dilakukan di tempat terbuka. Kekurangan dari metode ini adalah intensitas paparan sinar matahari yang tidak konstan.
Akibatnya, proses pengeringan ikan tidak merata serta kurang terjaganya higenitas ikan yang dihasilkan. Kondisi ini dapat memicu tumbuhnya mikroba pada ikan yang dikeringkan dan mengakibatkan daya simpan ikan kering tidak lama dan cita rasanya kurang enak untuk dikonsumsi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ikan teri adalah dengan merubah proses pengeringan dari tradisional menjadi konveksional. Metode pengeringan yang bisa dijadikan solusi yaitu dengan memanfaatkan cabinet dryer yang sederhana, akan tetapi cukup efektif digunakan dalam pengeringan makanan.
Pada kegiatan, tim pengabdian memberikan alat pengering tipe hybrid dengan double collector surya dan biomassa. Kelebihan penggunaan alat ini yaitu dapat dilakukan kontrol suhu, perlindungan bahan dan tidak membutuhkan lahan yang luas.
Pada saat sinar matahari mencukupi, alat dapat dioperasikan dengan sinar matahari saja akan tetapi ketika sinar matahari kurang maka dapat digunakan biomassa yang dibakar didalam tungku dan dialirkan udara panasnya. (rdo/ump/bagian 2)