Pontianak. Protes Wagub Kalbar Ria Norsan soal fotonya tak ada di baliho momen Hari Olahraga Nasional (Haornas) dijelaskan pihak National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Provinsi Kalbar.
“Kami berinisiatif langsung mengganti baliho. Kegiatan itu murni dari NPCI Kalbar yang bersamaan dengan momentum Haornas. Penggantian baliho itu bukan berarti kami salah, tetapi langkah mengakomodir keinginan wagub,” kata Mustaat Saman, Ketua NPCI Provinsi Kalbar kepada pontianak times, Senin (12/9/2022).
Langkah cepat Mustaat mengganti baliho ini patut dihargai, meskipun dari semua baliho memang hanya menampilkan Sutarmidji sebagai kepala daerah. Termasuk pada mayoritas kegiatan lain keolahragaan. Di venue dalam GOR Pangsuma malah menampilkan Gubernur bersama unsur Forkopimda seperti Ketua DPRD Provinsi, Kajati, Pangdam XII, dan Kapolda.
Menurut Mustaat, kalaupun mau menyalahkan soal baliho itu, jangan salahkan Sekda maupun Disporapar. “Tetapi salahkan saya saja dan saya sudah minta maaf,” ujar Mustaat.
Seperti diketahui, peringatan Haornas tingkat Provinsi Kalbar diselenggarakan di GOR Pangsuma, Senin (9/9/2022). Seluruh Cabang Olahraga mengerahkan atletnya pada kegiatan tersebut. Leading sector Haornas ini adalah Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Kalbar. Turut hadir Wagub Ria Norsan, Sekda Kalbar Harisson dan Kadis Porapar
Usai peringatan Haornas itu, Gubernur kemudian meresmikan dimulainya kejuaraan Catur Disabilitas yang diselenggarakan NPCI Kalbar. Berlanjut dengan launching galeri NPCI dan melihat demonstrasi atlet panahan disabilitas. Malah, Sutarmidji dan Norsan sempat menjajal olahraga pingpong.
Pada saat sesi foto bersama di bawah panggung, terpampang di belakang terdapat baliho. Norsan terlihat gundah setelah melihat foto dirinya tidak ada di baliho tersebut. Kemudian ia berkata dengan gubernur. Tak lama muncul protes ke Sekda dan Kadisporapar.
Tidak Substansial
Insiden ini mendapat reaksi dari banyak pihak karena terlihat sumir dan tidak substansial ketika Wagub Ria Norsan mempersoalkan baliho. “Pemimpin yang sebenarnya tidak perlu risau jika eksistensi wajahnya tidak banyak tampak di ruang-ruang publik,” ujar Pengamat Politik Ireng Maulana.
Kerisauan itu, kata Ireng, seharusnya jika pejabat publik tidak hadir memberikan kontribusi penting bagi kemajuan pada setiap aspek kehidupan masyarakat dalam hal keberpihakan, pikiran dan gagasannya.
“Jangan mempermalukan diri sendiri untuk urusan yang kecil padahal kita sendiri mampu berbuat untuk urusan yang lebih besar dan lebih penting daripada itu. Pemimpin risau karena persoalan rakyat banyak yang belum selesai, bukan bereaksi keras jika menyangkut urusan pribadinya,” tegas Ireng.
Menurut Ireng, pada sisa masa jabatan Sutarmidji dan Ria Norsan seharusnya publik sudah diajak mereka untuk memperbincangkan semua capaian dan prestasi besar kepemimpinan dalam 4 tahun terakhir. “Namun sayang ,Wagub masih asyik mempersoalkan wajahnya yang tidak muncul di baliho kegiatan. Kita tentu tidak ingin menilai jika wagub telah salah menempatkan prioritasnya,” terang Ireng.(rdo)