Kita baru saja kehilangan Koh Steven. Pria yang juga dikenal dengan nama Indra Wibowo ash-Shiddiqi ini telah meninggal dunia, Jumat 14 Oktober 2022. Kepergiannya memberikan banyak jejak kebaikan.
Koh Steven meninggal dunia diusia 41 tahun atau 22 tahun usia dirinya sejak memantapkan diri bersyahadat memeluk Islam. Sosok yang satu ini menjadi perhatian berbagai kalangan dan aktivitasnya kerap menghiasi laman-laman media sosial, kanal-kanal youtube dan media pemberitaan lainnya. Ia terbilang sukses menebar kebaikan.
Koh Steven meninggal usai melaksanakan salat isya dan baru saja mengisi acara pada kegiatan Hijrah Fest. Semasa hidupnya aktif membantu dan mendampingi para mualaf. Ia mendirikan dan mengelola Mualaf Centre Indonesia (MCI), Dompet Madani, Vertizone TV, Sekretaris I Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Direktur Operasional Muslim Tionghoa (Mustika).
Soal pendidikan dan menimba ilmu, pria kelahiran Jakarta pada 14 Juli 1981 ini paling getol. Setelah menyelesaikan SD hingga SMA, ia kuliah di Leiden University Belanda hingga Strata 2 dan mendapat beasiswa S3 di King Abdullah University.
Steven sempat melalui masa-masa sulit di awal dirinya memeluk Islam dengan pengucapan ikrar syahadat di salah satu pesantren di Serang, Banten. Lazimnya seorang mualaf, terjadi pertentangan dengan keluarga. Begitu juga Steven.
Ia tak diterima keluarganya lantaran memeluk Islam. Steven diusir dari rumah dan menjadi gelandangan, kerja serabutan menjadi buruh kasar, office boy hingga sales.
Kegigihannya dalam bekerja membuahkan hasil. Karirnya mulai menanjak ketika mendapat kepercayaan sebagai kepala departemen di perusahaan riset internasional yang berdomisili di Indonesia yang memiliki ratusan cabang.
Hingga akhir hayatnya, Steven dikenal sebagai aktivis dakwah. Ia bersama temannya mendirikan MCI dan merintis aktivitas dakwah. Mulai bergerak di sosial media, lama-kelamaan menggelar berbagai kegiatan pengajian, kegiatan sosial dan lainnya untuk mengenalkan Islam kepada mereka yang belum pernah tahu tentang Islam.
Nama Steven langsung melejit dengan hasil kerja nyatanya menyelamatkan para mualaf dalam mempertahankan akidahnya. Kegiatan sosial Steven yang mencengangkan dalam bidang sosial antara lain saat pandemi covid menghajar Indonesia. Ia bersama MCI membagikan ratusan ribu peralatan kesehatan kepada petugas covid dan masyarakat umum.
Jiwa sosial dan rasa kasih sayangnya kepada sesama manusia telah mendorong Steven menjual rumahnya yang bernilai Rp5,5 miliar. Mobil dan motor gede miliknya dijual. Total hasil penjualan itu mendapatkan Rp12 miliar dan dibelikan untuk penanganan covid.
Dari hasil penjualan barang-barang itu juga, Steven mengalokasikan untuk membeli Sembilan Bahan Pokok (Sembako) yang dibagikan kepada warga di berbagai wilayah se-Indonesia. Selain itu, menyiapkan makanan siap saji untuk para petugas medis.
Uniknya, Koh Steven tinggal di rumah kontrakan di Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Sedangkan istrinya tinggal di rumah mertuanya di Bandung. Hingga akhir hayatnya, Steven masih memiliki rumah di Salatiga. Ia hanya menyisakan satu motor matic untuk aktivitasnya bepergian.
Steven kini telah tiada. Namun ia meninggalkan banyak jejak kebaikan bagi manusia lainnya. Jenazah Steven disalatkan di Masjid Al- Imtiyaz Surapati Core, Cibeunying Kidul, Kota Bandung Jawa Barat. Kemudian jenazah dimakamkan di Firdaus Memorial Park Ujung Berung, Bandung. Selamat jalan Steven, namamu tetap dikenang banyak orang.(dwi)