Kalau ditanya, siapa saja tokoh yang dekat dengan kalangan reformis dan gerakan mahasiswa di tahun 1998, maka jawaban salahsatunya adalah H. Hildi Hamid. Putera daerah kelahiran Ketapang 19 Agustus 1954 ini dulunya pernah menempati posisi Sekretaris Eksekutif Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa (GKPB); sebuah gerakan politik alternatif era 1998-1999.
Sebelum menjabat Bupati Kabupaten Kayong Utara (KKU) selama dua periode (2008-2013, 2013-2018), pemilik sapaan Bang Hildi ini merupakan Anggota DPRD Provinsi Kalbar 1999-2004. Ia sangat getol melakukan kritikan sesuai fungsinya sebagai corong rakyat. Sehingga tidaklah heran apabila namanya begitu familiar di kalangan para jurnalis.
Bang Hildi juga aktif sebagai Sekretaris Umum Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu Kalbar 1999-2004, dan Ketua DPD Partai Persatuan Daerah (PPD) Provinsi Kalbar 2003-2008. Ranah kepemimpinannya menjangkau beberapa institusi, antara lain di bidang politik, perekonomian, sosial-budaya, dan keagamaan.
Di bidang olahraga, Bang Hildi adalah Wakil Ketua Bidang Organisasi KONI Kalbar 2005-2008, dan Pengurus Daerah KKI Kalbar (2008). Di bidang perekonomian, dia adalah Wakil Ketua Gapeksindo Kalbar 2002-2004, dan Ketua Kadin Kalbar bidang Hukum Bisnis dan Perbankan (2004).
Dalam bidang organisasi kebudayaan, sejak 2002 dia mengurusi Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar. Seiring kiprah Bang Hildi, kemudian KKU dibentuk sebagai daerah otonom baru berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007. KKU merupakan satu dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota yang disetujui DPR RI pada 8 Desember 2006.
Pada Tahun 2008, dia bersama Muhammad Said mengikuti mengikuti Pilkada KKU pertama kalinya sejak pembentukan KKU. Alhasil, memenangkan Pilkada dengan perolehan suara 60,31%. Hildi selanjutnya berjibaku membangun KKU dari ketertinggalan dan boleh dikatakan menata dan membangun KKU dari nol. Dengan segala kendala letak geografis KKU yang terpencar-pencar dengan jumlah kepulauan yang banyak, Hildi tak kenal lelah bekerja.
Sosok energik yang komunikatif ini merupakan anak dari M. Noer Hamid yang pernah menjabat sebagai Sekretaris di Kawedanan Sukadana. Ayahnya berhenti menjadi Sekretaris Kawedanan, dan menjadi pengusaha. Sedangkan ibunya, Djoes Hamid, pernah menjadi anggota DPRD Gotong Royong pada 1962-1964. Dulu ibunya mendapat inventaris motor vespa. Namun, ia tak mau menerima kendaraan itu.
Etos kerja yang diwariskan oleh kedua orangtuanya telah membuat Hildi tegar dan memiliki sikap jujur. Karakter inilah yang menjadi bekal dirinya mengarungi hidup dan memegang amanah. Pada pilkada kedua, Hildi kembali terpilih menjadi Bupati KKU bersama Idrus dengan perolehan suara 41% dan mengantarkan dirinya menjadi Bupati Periode 2013-2018.
Dalam perjalanan kiprahnya, Bang Hildi didaulat menjadi Ketua MABM KKU pada 2015. Amanah terbaru diterimanya sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar masa khidmat 2017-2022. Bang Hildi menaruh minat mendalam pada teknologi sipil dan managemen dalam penerapannya di dunia kerja. Hal ini dibuktikan oleh rekam jejak pendidikan dan pengalaman manajerialnya.
Setelah menamatkan Pendidikan Dasar dan Menengah di Pontianak, Bang Hildi hijrah ke Yogyakarta. Disana dia menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas dan perkuliahan di Akademi Teknologi Negeri (ATNAS). Selesai kuliah pada 1977, dia meninggalkan Yogyakarta. Sejak 1977-1990 Bang Hildi bekerja di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN); PT Nindya Karya Cabang Kalbar, yang bergerak di bidang konstruksi. Kurang lebih setahun setelah ditarik di tingkat pusat, dia memilih pensiun dini/mengundurkan diri dari PT tersebut pada 1991.
Selepas itu, Bang Hildi menduduki posisi-posisi manajerial di dunia kerja; Kepala Cabang Pontianak PT Bina Baraga Utama (1992-1995), Manajer Proyek PT Intra Kalimantan Utama (1996-1997), dan Direktur PT Citra Putra Mandiri (OSO Group) tahun 2003-2008. Semua posisi manajerial itu merupakan buah dari pendidikan teknologi sipil yang diserapnya, pengalaman kerja, serta ilmu manajemen proyek yang diperolehnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jakarta pada tahun 1980.
Pengalaman memimpin secara politis di institusi kepartaian, legislatif, eksekutif, sosial-budaya (dunia melayu), dan manajerial-bisnis di BUMN maupun swasta merupakan kombinasi skill kepemimpinan yang khas dari H. Hildi Hamid. Kombinasi skill seperti ini mengantarkan dirinya sebagai figur yang berhasil menoreh prestasi-prestasi cemerlang.
Sosok yang sempat digadang-gadang masuk bursa Pemilihan Gubernur Kalbar tahun 2018 ini, selanjutnya berkiprah dalam organisasi keagamaaan sebagai Ketua Tanfidz Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalbar periode 2017-2022. Tak hanya itu, pada perhelatan Pemilihan Presiden 2019 dirinya didaulat menjadi ketua pemenangan Jokowi – Ma’ruf Amin.
Amanah baru selanjutnya datang dan harus diemban Bang Hildi menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia di Republik Ajerbaizan yang berkedudukan di Baku sejak 2020, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 91/T Tahun 2020 tanggal 11 September 2020, serta Nomor 92/P dan 93/P tahun 2020 tanggal 14 September 2020.
Penulis : R. Rido Ibnu Syahrie
