Sambas. Sebanyak 19 kecamatan se-Kabupaten Sambas mengikuti Festival Zikir Maulid dalam even Hari Jadi Sambas ke 393 dan HUT Perpindahan Ibukota Kabupaten Sambas ke 25.
Bupati Sambas H Satono SSosI MH membuka Festival Zikir Maulid antarkecamatan dan Pagelaran Seni Budaya Zikir Maulid, Sabtu (13/7/2024) malam di Aula Utama Kantor Bupati Sambas.
“Budaya melayu sangat erat kaitannya dengan Islam. Maka dari itu, peserta festival dan segenap stakeholders harus mempertahankan, serta melestarikan tradisi zikir maulid,” kata Satono.
Satono mengaku senang bisa hadir dalam kegiatan pagelaran zikir maulid yang merupakan Budaya Melayu Kabupaten Sambas. “Terima kasih karena telah merawat budaya melayu Sambas,” ujarnya.
Ia berkomitmen untuk mengadakan dan mengangarkan festival zikir maulid Piala Bupati dan menjadikannya sebagai agenda rutin tahunan.
“Saya setuju dengan apa yang diusulkan panitia terkait perlombaan. Nanti dikemas sebaik mungkin. Omongkan dengan seluruh Camat. Saya izinkan setiap tahun diagendakan festival lomba dzikir maulid. Kita adakan Piala Bupati Sambas,” kata Satono bersemangat.
Bupati Satono mendorong, kegiatan zikir ini terus dilakukan agar menjadi ladang amal bagi masyarakat. “Ini seperti berlomba-lomba berbuat kebajikan. Ada perjuangan, dan ikhtiar yang maksimal sehingga kalau semakin banyak kita berjuang, maka semakin banyak semakin besar pahalanya,” kata Satono.
Syair
Zikir Maulid merupakan budaya kesenian yang bernapaskan Islam. Budaya ini ditandai dengan pembacaan syair-syair berbahasa Arab dalam kitab Al-Barzanji. Kitab Al-arzanji ini berisikan sejarah lahir hingga wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam,
Musik mengiringi setiap pembacaan syair dengan posisi duduk, maupun berdiri. Kesenian ini memiliki beberapa pasal yaitu pasal habibun, pasal fadzad, pasal ta’allam, pasal ta’allaubina dan pasal bisyahri.
Penggunaan alat musik pada kesenian ini terdiri dari dua buah rebana, satu gedomba’, tamborin dan rumba. Pemain dari dua rebana dan satu gedomba’ berjumlah tiga orang, yang oleh masyarakat disebut dengan istilah sepasang.
Sepasang terdiri dari satu buah rebana induk, dua buah rebana anak satu, dan rebana anak dua yang biasa disebut gedomba’. Masing-masing pemain musik menabuh pola yang berbeda antara satu dan yang lain.
Setiap pemain musik kesenian zikir maulid diharuskan memiliki konsentrasi dan daya musikalitas, sehingga mereka dapat menyeimbangkan tempo dengan penyair dalam permainannya. Untuk tamborin dan rumba dimainkan menyesuaikan pola tabuhan rebana dan gedomba’ sebagai pemanis dalam musik.
Editor: R. Rido Ibnu Syahrie I Update Berita, ikuti Google News