Setiap ada kemauan, maka akan ada jalan. Pepatah inilah yang dipegang Edi, wirausahawan muda asal Kota Pontianak yang tak kenal menyerah. Edi terbilang jeli dalam menangkap peluang. Salahsatunya ketika dirinya mendapatkan informasi di Pasar Kapuas Besar Pontianak tentang pasokan gula merah aren yang sangat minim dibandingkan jumlah permintaan di pasaran.
Selama ini gula aren tersebut hanya di pasok Kabupaten Landak. Itupun masih belum cukup, lantaran dari daerah asalnya mengandalkan dari pasokan pekebun yang menggarapnya hanya sambilan saja dan tidak dibudidayakan. Pasokan selebihnya diperoleh dari Pulau Jawa.
Tepat di tahun 2015, Edi mulai menanam pohon Aren atau sering juga disebut Enau yang dalam bahasa ilmiahnya, Arenga pinnata. Sebanyak 300 pohon ditanamnya pada areal dua hektar di daerah Sungai Rengas Kabupaten Kubu Raya. Perawatannya tidak repot, asalkan tersedia saluran untuk penyediaan air. “Tanaman ini tergolong jenis Palma, bisa tumbuh liar dimana saja seperti halnya pohon kelapa atau sawit,” kata Edi ditemui pontianak-times.co.id di kediamannya di bilangan Jeruju, Pontianak.
Pada usia tanam lima tahun, sudah bisa dipanen untuk menghasilkan nira, sebagai bahan baku pembuatan gula aren. Hampir seluruh bagian pohon ini berdayaguna, mulai dari daun, batang kayunya, termasuk buahnya yang lazim disebut kolang kaling.
Demikian pula serabutnya yang berwarna hitam disebut ijuk untuk bahan baku sapu dan lain-lain. Tanaman ini bisa bertahan 25 tahun hingga 30 tahun sampai replanting, tetapi tergantung perawatan.
Edi secara tekun mengolah air nira untuk setelah melalui proses penyadapan. Kemudian masuk tahap pemasakan menjadi gula merah dalam bentuk padat dan cair. Seluruh rangkaian itu dilakukannya secara higienis secara semi-tradisional hingga proses packaging dengan label/merek ‘Opung Yusuf’. “Semua saya rintis dari nol secara mandiri tanpa memanfaatkan bantuan dari pemerintah maupun perbankan,” ujar Edi.
Gula aren yang diproduksinya saat ini tembus di kisaran 2 ton lebih perbulan. Soal harga, mengikuti situasi keadaan pasar. “Namun saat ini untuk harga gula aren cair murni perkilonya adalah 50 ribu rupiah. Sedangkan gula aren beku dikisaran 14 ribu rupiah perkilonya,” kata Edi.
Walaupun usaha yang dilakukan Edi ini tergolong usaha kecil, namun lumayan bisa memenuhi kebutuhan bahan baku produksi gula aren. Sebab, selama ini dirinya sangat kesulitan mendapatkan bahan baku air sadapan nira aren dari petani petani yang hanya mengandalkan pohon aren yang tumbuh liar. Masalah lainnya, sulit untuk dijangkau di sekitar Pontianak dan Kubu Raya.
“Belum lagi banyak yang sudah ditebang karena sudah tidak terurus dan tergerus pembangunan fisik. Kondisi inilah yang membuat saya untuk menanam sendiri pohon aren bersama keluarga,” ujar edi
Apakah sulit mengolah air sadapan nira? Edi menjelaskan sangat mudah untuk membuat produk gula aren cair ataupun beku. Hanya saja memerlukan ketekunan dan kesabaran. Misalanya, memasak air sadapan caranya hanya mengaduk di atas api dalam waktu sekitar 2-3 jam saja sehingga mengental sampai akhirnya membeku saat pendinginan berlangsung. “Sangat mudah kok,” kata dia.
Produksi gula aren yang dilakukan Edi saat ini di Jalan Komodor Yos Sudarso 45 Pontianak Barat. Lokasi itu sekaligus sebagai kantor pemasaran. “Pemesanan dapat melalui sambungan telepon maupun whatsapp di nomor 08994679980,” ujar Edi saat ditemui disela kesibukannya bekerja bersama karyawan.
Beberapa karyawan sibuk memasukkan gula aren cair dalam kemasan botol. Ada juga yang memasukkan gula merah aren beku kedalam plastik-plastik, untuk kemudian di packing dalam kotak untuk dikirimkan kepada konsumen sesuai permintaan. Di Kota Pontianak, pesanan gula aren kepada pihaknya masih kecil dibandingkan permintaan dari luar Kalbar.
“Malahan dari Natuna dan Banjarmasin yang permintaannya cukup banyak, masing-masing bisa kita penuhi sekitar 1 ton perbulannya untuk gula aren beku, belum lagi permintaan gula aren kentalnya. Lumayanlah untuk 1 bulan bisa dapat 30 jutaan,” ujar Edi seraya berharap usahanya ini semakin berkembang seiring tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk lebih mengkonsumsi gula merah aren.
Pentingnya mengonsumsi gula aren merah, kata Edi, sangat banyak sekali. Dibandingkan gula putih atau gula tebu, gula aren ini sangat baik untuk kesehatan terutama bagi yang terkena atau menghindari diabetes. Dalam kandungan gula merah aren setiap 100 gramnya mengandung kalsium 90 mg, zat besi 4 mg, sisanya karoten, vitamin A, B12, C, E, Float, garam mineral dan protein kasar.
Dari beberapa literatur disebutkan, gula aren merah selain sebagai pemanis makanan dan minuman yang memiliki rasa seperti karamel juga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat itu antaralain untuk meningkatkan kekebalan tubuh karena mengandung anti oksidan, efek antiseptic, dan menghangatkan tubuh.
Selain itu, meredakan demam dan flu, mengontrol berat tubuh, melancarkan pencernaan, mencegah penuaan dini, mengatasi kram saat menstruasi, mengatasi anemia, mencegah penyakit kanker, dan sariawan.(probis)
Penulis: Richard I Editor: R. Rido Ibnu Syahrie