Sambas. Proyek waterfront Sambas Tahun 2022 terjadi kesalahan teknis yang menyebabkan tebing Muara Ulakan ambruk. Proyek inipun gagal alias tidak selesai.
“Setelah kita monitoring di lapangan, pekerjaannya hancur lebur. Terjadi abrasi disebabkan kesalahan teknis,” kata Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalbar H Subhan Nur yang meninjau langsung ke lokasi di areal Istana Alwaazikhoebillah, Kamis (22/12/2022).
Peninjauan proyek waterfront kali ini merupakan yang kedua. Komisi IV DPRD Provinsi Kalbar dalam kunjungannya tersebut didampingi Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi.
“Ambruknya tebing itu bukan karena bencana. Harus ada surat keterangan dari instansi terkait jika dinyatakan bencana. Ini jelas kesalahan teknis yang menyebabkan abrasi,” tegas Subhan Nur.
Akibat kesalahan teknis itu juga, lanjut Subhan Nur, memutus jalan masuk menuju Istana Alwatzikoebillah hingga mendekati Gerbang Segi Delapan Kesultanan Sambas. “Kita tahu dari pelaksanaannya di daerah tebing itu terjadi penumpukkan barang yang berat,” kata dia.
Legislator Partai Nasdem ini menjelaskan Komisi IV DPRD Kalbar pernah melakukan peninjauan sebelumnya di awal pekerjaan. Ketika itu sudah mengingatkan agar proses pekerjaan menggunakan tongkang.
Pihaknya juga telah mengingatkan kontaktor untuk waspada, karena kawasan tersebut merupakan tebing yang rawan jika dilewati barang berat. “Namun kenyataannya masih dikerjakan di darat. Hal itulah menyebakan jalan rusak dan tebing ambruk,” kata Subhan Nur.
Proyek dengan pelaksana kontraktor CV Zee Indo Artha dan Konsultan Pengawas CV Zamrud Griya Kreasitama ini memiliki tanggal kontrak 21 Juni 2022. Waktu pelaksanaan 180 hari kalender dengan jenis kegiatan Renovasi Kawasan Waterfront Sambas, nilai kontrak Rp8.826.828.000,-
“Kami kecewa dengan hasil pekerjaan ini dan perusahan kontraktor pelaksana harus blacklist. Bukannya memperindah, malah merusak. Kami juga meminta Gubernur Kalimantan Barat untuk menganggarkan kembali di tahun 2023,” papar Subhan Nur.
Sebagai Anggota DPRD Provinsi Kalbar, ia meminta Gubernur Kalbar untuk menganggarkan kembali,.
“Kita minta ini di anggarkan kembali oleh Gubernur pada tahun depan, karena runtuhnya tebing memutus jalan masuk istana, hingga mendekati Gerbang Segi Delapan Kesultanan Sambas,” tegasnya.
Subhan Nur berharap untuk ke depan terseleksi kontraktor yang kerjanya berkualitas dan bertanggungjawab, sehingga tercapai tujuan untuk memperindah cagar budaya Istana Alwaazikhoebillah. “Kalau kontraktor yang sekarang hancur lebur,” katanya.
Penulis: Muhammad Ridho I Editor: R. Rido Ibnu Syahrie