Pontianak. Alumni Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Pontianak meradang, akibat ulah oknum. Sedangkan Badan Riset Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (BRSDM-KKP) menawarkan solusi berupa mediasi.
Alumni SUPM kompak. Itu terbukti saat pertemuan di Kafe Ocean Pontianak, Senin (10/7/2023) malam. Pertemuan yang dihadiri perwakilan dari beberapa angkatan itu membahas rencana penyegelan gedung SUPM di Jalan Pembangunan, Nipah Kuning, Kubu Raya.
Rencana penyegelan ini merespons kesewenang-wenangan pengelola SUPM Pontianak kepada siswa SMK SUPM Kalbar, yang secara legal mendapatkan izin penggunaan sarana dan fasilitas SUPM Pontianak. Namun mendapat rintangan dari ulah tiga orang oknum.
“Para alumni SUPM telah berinisiatif membantu pemerintah dalam mencetak sumber daya manusia dengan mendirikan SMK SUPM Kalbar. Hal ini akibat kebijakan pusat yang menghapus SUPM di seluruh Indonesia,” kata Mashur SP, Ketua Umum Korps Alumni SUPM dalam pertemuan alumni lintas angkatan.
Menurut Mashur, ulah oknum yang telah membatasi penggunaan fasilitas dalam proses belajar mengajar SMK SUPM Kalbar, sudah kelewat batas. Padahal SMK SUPM telah memulai menerima siswa baru sejak 2021.
Ulah oknum ini juga secara gamblang dipaparkan Fuad Fudoli SPi, Pembina SMK SUPM Kalbar. Penyebabnya lantaran ada pembisik-pembisik yang tidak menginginkan kemajuan bagi SMK SUPM. “Namun, saya dalam posisi di tengah agar SUPM nyaman dan SMK SUPM tetap berjalan,” kata Fuad.
Tawaran Fuad dalam pertemuan tersebut untuk membina oknum yang telah membuat kekacauan, ditolak para alumni.
“Saya akan memanggil mereka (oknum, red). Saya berusaha membina mereka karena saya sebagai pembina alumni sekaligus bertanggungjawab juga terhadap kelangsungan SMK SUPM,” kata Fuad yang hampir 36 tahun menjadi Kepala Sekolah SUPM ini.
Lembek
Upaya Fuad tersebut dianggap peserta pertemuan terlalu lembek. Karuan saja membuat seorang alumni, Engelbertus Richardus meradang.
“Kalau hanya karena omongan oknum, kita gempur saja. Kita sudah membuktikan berprestasi dan selama tiga tahun telah beroperasi SMK SUPM dengan peran serta beberapa alumni, tanpa membebani pemerintah,” ujar Richardus.
Richardius meminta agar oknum yang menghambat pendidikan SMK SUPM ditindak oleh BRSDM KKP. “Bila perlu dipindahkan saja ke tempat lain. Sebab SMK SUPM Kalbar berhak menggunakan fasilitas itu selama lima tahun, sesuai perjanjian Yayasan SUPM Kalbar dengan BRSDM KKP,” kata Richardus dengan nada tinggi.
Kemarahan Richardus ini juga seperti halnya alumni lainnya, setelah mengetahui kesewenang-wenangan oknum antara lain pelarangan penggunaan rumah dinas, melarang menerima siswa baru, kunci ruang kelas dirampas dan siswa terpaksa belajar di masjid, pelarangan menggunakan halaman upacara, melarang penggunaan air dan lain-lain.
Selain itu, terjadi intimidasi kepada siswa SMK SUPM dan ada orangtua calon siswa yang mau mendaftarkan anaknya malah disuruh balik. Hal lainnya, para siswa SMK SUPM yang mau praktek di lahan praktek SUPM di Anjungan malah ditolak, dan banyak kasus lainnya.
“Dalam hal pelarangan penggunaan lapahan praktek, kok tega-teganya oknum itu bertindak. Kami bukan mengelola kolam, tetapi menitip siswa untuk praktek,” kata Anang Ikhsan Naviri MM, Kepala Sekolah SMK SUPM Kalbar.
Kalau seperti itu terus, kata Anang, maka SMK SUPM akan dipermasalahkan terus, sehingga perlu shock therapy kepada oknum. “Ada yang tidak senang dengan kehadiran SMK SUPM. Sampai-sampai ruang kelas ditutup sehingga siswa tak bisa belajar, tega banget,” ujar Anang.
Penyegelan
Pertemuan alumni SUPM Pontianak lintas angkatan berlangsung sekitar lima jam dan mengeluarkan beberapa rekomendasi, diantaranya tetap melakukan penyegelan terhadap bangunan dan sarana SUPM Pontianak.
Sekretaris Korps Alumni SUPM Pontianak, Emi Turnadi, berkesempatan membacakan hasil pertemuan dan kesepakatan. Intinya, gerakan penyegelan tetap dilanjutkan sesuai rencana sebagai aksi protes.
Selain penyegelan, Korps Alumni SUPM Pontianak juga bersedia melakukan pertemuan mediasi yang akan dilakukan Sekretaris BRSDM KKP, Rudi Alex Wahyudin.
“Langkah berikutnya, selalu melakukan koordinasi untuk menyeesaian setiap permasalahan agar tidak menumpuk penyelesaiannya oleh ketua Yayasan SUPM dan kepala SMK SUPM saja. Pertemuan ini menjadi momentum yang sangat berharga,” ujar Emi.
Penulis: R. Rido Ibnu Syahrie I Update Berita, ikuti Google News