Home / Energi

Selasa, 24 September 2024 - 12:01 WIB

Aksi GCS 2024 Minta Stop PLTU dan PLTN di Kalbar

Peserta parade oligarki, mengacungkan poster dalam aksi Global Climate Strike (GCS) 2024 di Pontianak

Peserta parade oligarki, mengacungkan poster dalam aksi Global Climate Strike (GCS) 2024 di Pontianak

Pontianak. Aksi GCS (Global Climate Strike) 2024 mengajukan lima tuntutan. Sebanyak dua tuntutan diantaranya meminta penghentian proyek PLTU dan PLTN di Kalbar.

Aksi GCS 2024 diprakarsai sejumlah lembaga yang turun langsung dalam aksi dengan balutan kritik “Parade Oligarki” itu, Minggu (22/09/2024) di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat.

Peserta melakukan parade dengan berjalan kaki membawa spanduk “Bergerak Bersama Melawan Darurat Iklim dan Darurat Demokrasi”. Terlihat sejumlah peserta aksi mengacungkan spanduk kritik bertuliskan ‘save nature for people and planet’ dan poster bertuliskan kritik lainnya.

Lembaga gerakan yang turun langsung ke jalan adalah adalah Extinction Rebellion (XR) Pontianak, Tim Cegah Api (TCA) Greenpeace, Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) Kalimantan Barat, Pejuang Pelestarian Alam, dan para aktivis.

Alunan bunyi marching band dan atraksi barongsai turut menyemangati para peserta, sekaligus menghibur masyarakat yang sedang melintasi di bilangan pusat Kota Pontianak tersebut.

Baca juga:  NBRI Sukses Garap Konferensi Energi

Lima tuntutan yang diserukan para peserta aksi antara lain, mengakui dan menghormati penuh hak-hak masyarakat marjinal. Tuntutan kedua, tegakkan demokrasi dalam tata kelola pemerintahan khususnya di sektor lingkungan hidup.

Tuntutan ketiga, pensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Kalimantan Barat. Tuntutan keempat; hentikan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat dan kelima, hentikan pembakaran hutan dan lahan.

Ruang Hidup

Salahsatu peserta aksi GCS 2024, Ageng menyampaikan daftar panjang penghancuran ruang hidup yang sudah mulai sejak lama. Ekspansi perkebunan dalam kendali korporasi besar, pembabatan hutan dan pencemaran sungai misalnya, diperankan oleh perusahan besar, pembakaran hutan dan lahan.

Baca juga:  MyPertamina Hari Ini Berlaku di 5 Provinsi

“Yang paling baru adalah wacana Pembangunan PLTN yang akan dibangun di Bengkayang, Kalimantan Barat, dan masih banyak daftar masalah lingkungan lainnya,” kata Ageng.

Dijelaskan Ageng, saat ini telah terjadi letupan publik akibat wacana revisi undang-undang pemilihan kepala daerah, serta menunjukkan demokrasi di Indonesia juga sedang berada di ujung tanduk.

“Hal ini memberikan energi baru sekaligus menyapa realita kembali akumulasi dari kemarahan ini mesti terorganisir. Kita bisa bersama-sama menyaksikan deretan penghancuran dari seluruh sektor lingkungan yang ada,” ujar Ageng.

Menurutnya, situasi negara yang menyedihkan ini tergambar dari pengahancuran masyarakat adat hingga perampokan ruang hidup. “Siapa yang melawan, siapa yang membangkang, siapa yang mengganggu proyek elite akan tumpas ditangan penguasa,” kata Ageng.(iz)

Update Berita, ikuti Google News

Share :

Baca Juga

Demo Kenaikan Harga BBM

Energi

Ini Alasan Pemerintah Menaikkan Harga BBM
Bantuan Pasang Baru Listrik

Energi

2.992 Rumah di Kubu Raya Terima BPBL
PLTS Temajuk

Energi

Warga Temajuk Nikmati Listrik Setelah 78 Tahun RI Merdeka
SPKLU Sanggau

Energi

Fasilitas SPKLU Disambut Warga Sanggau
PLN Mobile

Energi

74 Ribu Warga Singbebas Unduh PLN Mobile
PLTS Pulau Messah

Energi

Panel Surya di Pulau Terpencil Messah
Ujicoba PLTU- IPP Kalbar 1 unit 2, Jumat (11/6/2021)

Energi

PLTU Bengkayang Tekan Impor Listrik Malaysia
Signing Ceremony

Energi

PLTA Kayan Cascade Era Baru Energi Ramah Lingkungan
error: Content is protected !!