Chicago. Kabar gembira bagi para penikmat kopi. Sebuah studi dari Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, ternyata konsumsi kopi dan makan banyak sayuran dapat menawarkan perlindungan dari serangan Covid-19.
“Nutrisi seseorang berdampak pada kekebalan dan sistem kekebalan memainkan peran kunci dalam kerentanan dan respons individu terhadap penyakit menular, termasuk Covid-19,” kata penulis senior Marilyn Cornelis, profesor bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg seperti dimuat di news.northwestern.edu.
Menurut Cornelis, para peneliti antara lain Kelsey Rydland, Dr. Chad Achenbach dan Linda Van Horn menggarisbawahi konsumsi satu atau lebih cangkir kopi per hari dikaitkan dengan sekitar 10% penurunan risiko Covid-19 dibandingkan dengan kurang dari satu cangkir per hari. “Kopi adalah sumber utama kafein, tetapi ada juga lusinan senyawa lain yang berpotensi menjadi pelindung dari yang kami amati,” kata Cornelis.
Penelitian memeriksa hubungan antara perilaku diet dan infeksi Covid-19 pada periode Maret – Desember 2020, atau sebelum vaksin tersedia dan menggunakan 37.988 responden di Biobank Inggris . Responden didominasi usia 40-70 tahun. Hasil penelitian tentang nutrisi dan perlindungan Covid-19 tersebut diterbitkan baru-baru ini di jurnal Nutrients.
Para peneliti meyakini studi pertama yang menggunakan data populasi tersebut terkait peran asupan makanan tertentu dalam pencegahan Covid-19. Pernah disusui menggunakan ASI juga dapat menawarkan perlindungan serta makan lebih sedikit daging olahan. Mereka fokus pada faktor diet, asupan kopi, teh, sayuran, buah, ikan berlemak, daging olahan dan daging merah.
Sedangkan konsumsi sayuran setidaknya 0,67 porsi per hari yang dimasak atau mentah (tidak termasuk kentang) dikaitkan dengan risiko infeksi Covid-19 yang lebih rendah. Konsumsi daging olahan sedikitnya 0,43 porsi perhari dikaitkan dengan risiko Covid-19 yang lebih tinggi. Pernah disusui menggunakan air susu ibu (ASI) saat bayi mengurangi risiko 10% dibandingkan dengan tidak disusui.
Dijelaskan dia, selain mengikuti pedoman yang saat ini berlaku untuk memperlambat penyebaran virus, juga ada dukungan cara lain yang relatif sederhana dimana individu dapat mengurangi risiko yakni melalui diet dan nutrisi.
Penelitian itu juga menunjukkan diet sedikit dapat mengurangi risiko penyakit. Sebagian besar penelitian Covid-19 berfokus pada faktor individu yang dinilai setelah tes Covid-19 positif. Seseorang dengan sistem kekebalan yang menurun seperti orang tua dan memiliki penyakit penyerta kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan obesitas, lebih mungkin terkena Covid-19 lebih parah.
Selain manajemen berat badan, perhatian yang kurang terfokus adalah pada faktor risiko lain sebelum infeksi Covid-19. Thanh-Huyen Vu, penulis pertama studi tersebut dan profesor kedokteran di Northwestern, sekarang memimpin analisis untuk menentukan apakah perilaku diet protektif ini spesifik untuk Covid-19 atau infeksi pernapasan secara lebih luas. (rdo)