Singkawang – Sebuah beduk dengan nuansa religi yang biasa digunakan untuk swafoto di Halaman Masjid Raya Singkawang, dipindahkan ke tempat yang tidak etis. Akibatnya, DPP Persatuan Orang Melayu (POM) Kalbar mengirim nota protes terbuka, Kamis (20/1/2022).
“Surat terbuka itu sudah kita sebarkan dan akan ditindaklanjuti dengan surat resmi yang segera dikirimkan ke Pemkot Singkawang,” kata Agus Setiadi, ketua DPP POM Kalbar kepada pontianak-times.
Menurut Agus, dari dokumentasi dan bukti foto yang didapatkan, kondisi beduk seperti dicampakkan ke rerumputan di tepi jalan dekat lokasi awal, tepatnya di belakang Kantor Bank Mandiri Kelurahan Melayu. Kondisinya sudah ada beberapa bagian yang lapuk.
Beduk raksasa berukuran panjang 7 meter dengan diameter 1,5 meter itu awalnya diletakkan menggunakan kaki penopang. Dibuat menggunakan dana hasil iuran masyarakat. “Kami yang memfasilitasi donasinya hingga terkumpul Rp70 juta. Bukan menggunakan uang pemkot. Tidak eloklah kalau dilemparkan begitu saja, karena ada kaligrafi dan simbol-simbol etnik,” ujar Agus.
Selama ini, lanjut Agus, properti tersebut sering digunakan untuk swafoto warga yang datang ke lokasi dan menunjang aspek wisata. Posisinya sangat pas. Apalagi dalam dua bulan ke depan sudah masuk bulan Ramadhan. Aneh kalau digeser ke tempat lain. “Kami belum mendapatkan keterangan yang rasional dari pihak Pemkot Singkawang terkait pemindahan beduk itu,” ujar dia.
Ditanya soal siapa yang memindahkan beduk, Agus menjelaskan dari informasi yang didapatkannya melalui perwakilan POM di Singkawang memang ada rapat yang dilakukan Sekda dan mau memindahkannya. “Hanya saja kami tidak tahu kapan dan rencananya dipindahkan ke mana,” papar Agus.
Ia menyarankan agar disimpan di Kantor Walikota sambil menunggu perbaikan untuk kemudian dipasang kembali di tempat semula. Sehingga kalaupun dipindahkan, mesti ke tempat yang layak, jangan seperti sampah. “Hal ini agar tidak menimbulkan keresahan. Orang-orang yang melihat kan seolah dibuang. Itu yang kami sesalkan,” lanjut dia.
DPP POM Kalbar, papar Agus, meminta Walikota Singkawang segera menyikapi peristiwa itu untuk kondusivitas Kota Singkawang yang selama ini dikenal toleran dan rukun. “Walikota harus bisa membaca kondisi dengan menyikapi secara bijak,” kata Agus seraya mengaku dirinya turut meredam agar masyarakat tetap tenang sambil menunggu klarifikasi dari pihak Pemkot Singkawang.
Sementara itu, dari surat terbuka POM Kalbar yang beredar diketahui, ditujukan ke Pemkot Singkawang c/q Sekretaris Daerah Kota Singkawang, perihal permintaan klarifikasi.
Dari pesan berantai melalui WhatsApp yang diterima pontianak-times.co.id, beredar informasi bahwa beduk itu awalnya hendak diletakkan di sekretariat DPD POM Singkawang. Namun karena menghalangi akses masuk kendaraan, terpaksa diletakkan di rerumputan belakang gedung Bank Mandiri Singkawang.
- Penulis : R. Rido Ibnu Syahrie