Singapura. Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn memperingatkan kondisi yang mengerikan menjelang kunjungan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen ke Myanmar selama dua hari mulai Jumat (7/1/2022).
“Krisis politik dan keamanan di Myanmar semakin dalam, dan telah menyebabkan krisis ekonomi, kesehatan dan kemanusiaan,” kata Prak Sokhonn dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Yusof Ishak Institute Singapura, Senin (3/1/2022).
Agenda kunjungan Hun Sen terkait upaya untuk meredakan krisis di negara yang tergabung dalam ASEAN itu. Hun Sen menduduki posisi ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang dijabat bergiliran.
Prak menggambarkan kondisi negara Myanmar atau yang kerap disebut Burma itu ibarat semua bahan untuk perang saudara sekarang sudah berada di atas meja. “Sekarang ada dua pemerintah, ada beberapa angkatan bersenjata, orang-orang menjalani apa yang mereka sebut gerakan pembangkangan sipil dan perang gerilya di seluruh negeri,” ujar Prak seperti dikutip portal berbahasa Inggris channelnewsasia.
Seperti diketahui, Myanmar telah berada dalam kekacauan yang luar biasa dan berkepanjangan sejak kudeta tahun lalu. Sebuah kelompok pemantau lokal mengabarkan, terhitung lebih dari 1.400 orang tewas dalam tindakan kekerasan terhadap perbedaan pendapat oleh pasukan keamanan.
Prak Sokhonn menolak kritik bahwa kunjungan Hun Sen akan melegitimasi junta, dan mengatakan “perhatian langsung kerajaan adalah pada peningkatan situasi di Myanmar”.
“Upaya akan tetap difokuskan pada upaya jalan perdamaian dan “konsensus lima poin” yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN tahun lalu,” ujar Prak Sokhonn.
Kunjungan ini bertujuan untuk membuka jalan bagi kemajuan dengan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog inklusif dan kepercayaan politik di antara semua pihak yang berkepentingan.
Kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar telah ditunda setelah junta menolak mengizinkannya bertemu dengan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi yang digulingkan. Sebagai tanggapan, blok itu mengecualikan pemimpin junta Myanmar dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Oktober lalu.
“Krisis Myanmar memiliki implikasi buruk bagi stabilitas regional,citra, kredibilitas, persatuan ASEAN,” tambah Prak Sokhonn.
Namun demikian, dia mengatakan Kamboja melakukan upaya untuk memungkinkan Pimpinan Junta Myanmar untuk melanjutkan menghadiri pertemuan blok itu lagi.
- Editor : R. Rido Ibnu Syahrie