Singkawang. Senin 17 Oktober 2022 adalah Hari Ulang Tahun (HUT) Pemkot Singkawang ke 21. Kota ini memiliki harapan besar untuk maju dengan modal sosial keberagaman dan toleransi.
“Menjadi kebahagiaan kita bersama setelah melihat Singkawang menjadi Pemkot di usia 21 tahun. Keberagaman antaretnis dalam suasana toleransi menjadi modal sosial terbesar Singkawang,” kata Wijaya, salah seorang aktivis pembentukan Kota Singkawang kepada pontianak times, Minggu (16/10/2022).
Wijaya yang biasa dipanggil pa Afat pada tahun 2000-an bersama-sama lainnya yang tergabung dalam 14 elemen berjibaku saling menopang agar Singkawang terbentuk. Tahun 1996 ibukota Kabupaten Sambas yang awalnya di Singkawang, kemudian pindah ke Sambas.
Berlanjut tahun 1999, Kecamatan Bengkayang naik status menjadi Pemkab dan status Singkawang sebagai kota adminsitratif (Kotif) dihapuskan. “Dalam kondisi itu semua masyarakat Singkawang kompak.Ketika itu Singkawang menjadi kota yang hampir terlupakan,” ujar Wijaya mengupas sejarah.
Walaupun dari awal kesulitan, lanjut Wijaya, terbukti tim terbentuk dengan perjuangan bersama dan modal kekompakan sampai datang beramai-ramai ke Jakarta memperjuangkan status menjadi Pemkot.
“Buah perjuangan itu kini menjadi kebahagian untuk rakyat,” ujar Wijaya yang pada era itu sibuk mempersiapkan penyambutan anggota DPR-RI yang datang ke Singkawang.
Menurut Wijaya, semangat terdahulu itu layak dipertahankan sebagai kekuatan Singkawang untuk maju dan bisa berdampingan dengan kota-kota lainnya. “Persatuan antarsuku dan persahabatan inilah salah satu modal bagi Singkawang selain kualitas SDM yang dimiliki,” ujarnya.
Dijelaskan dia, walau dalam perjalanan selama empat periode kepemimpinan ini dirasakan banyak kekurangan, namun seluruh lapisan masyarakat harus tetap bersemangat. “Ajak seluruh masyarakat untuk lebih maju, memiliki konsep untuk maju dengan mendorong SDM unggul menjadi pemimpin,” katanya.
Wijaya menganggap momentum 21 tahun ini sangat tepat untuk lebih fokus agar Singkawang lebih maju. “Ibukota negara juga akan pindah ke kalimantan. Perlu inovasi bagi penentu kebijakan di Singkawang dalam membuat terobosan,” katanya.
Penulis: R. Rido Ibnu Syahrie