Sambas. Sulhan, anak nelayan asal Dusun Kuala Baru, Desa Sarang Burung Danau Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas diwisuda Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono, Rabu (10/8/2022) di Politeknik AUP Jakarta.
Sarjana Terapan Perikanan atau Str Pi, kini dapat disandingkan dengan nama Sulhan setelah lulus Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta.
Sulhan sebelumnya mengenyam pendidikan kedinasan bidang kelautan dan perikanan selama 4 tahun di politeknik yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini. Ia berkuliah secara gratis karena masuk kategori anak pelaku utama kelautan dan perikanan.
Sulhan tidak sendirian. Bersamanya ada tiga orang mahasiswa Politeknik AUP Jakarta lainnya asal Kalimantan Barat yang diwisuda bersamaan.
Menjelang proses wisuda, Sulhan bersama mahasiswa lainnya asal Kalbar mendapat kunjungan dari Wakil Bupati Sambas Fahrur Rofi pada 27 Agustus 2022 di Kampus Politeknik AUP.
Sulham mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kabupaten Sambas hingga berhasil meraih gelar STr Pi. Ia berkomitmen siap mengabdi ke daerah untuk mengembangkan ilmu kelautan dan perikanan yang diperolehnya selama pendidikan di Politeknik AUP Jakarta.
“Alhamdulillah saya telah selesai di wisuda. Ini semua tidak terlepas dari dukungan dan motivasi Pemerintah Kabupaten Sambas yang peduli dengan pendidikan,” ujarnya bangga.
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada wisudawan yang telah menyelesaikan pendidikan formal, Magister dan Sarjana Terapan di satuan Perguruan Tinggi Kelautan dan Perikan.
Menurutnya, potensi kelautan dan perikanan Indonesia sangatlah besar. Lebih dari 17.500 pulau, 6,4 juta kilometer persegi wilayah perairan dan Zona Ekonomi Eksklusive (ZEE) serta ribuan spesies ikan, rumput laut dan terumbuk karang yang merupakan kemakmuran Indonesia.
“Laut dan ekosistemnya yang sehat juga mampu memperlambat laju perubahan iklim, dan mengurangi bencana, seperti naiknya permukaan laut dan regradasi pesisir,” ujar Sakti.
Namun demikian sekitar 38 persen perikanan Indonesia juga ditangkap secara berlebihan. Akibatnya, ekosistem bakal menunjukkan kerusakan dan sampah sekitar sepertiga terumbuk karang terancam, sehingga ini harus dilestarikan.
Ia berharap kepada wisudawan, magister maupun sarjana terapan dapat menjaga dan melestarikan ekosistem laut sesuai ilmu yang didapat selama mengenyam pendidikan.(edo)