Sintang. Sungai Melawi terimbas tumpahan Crude Palm Oil (CPO) pasca insiden tenggelamnya 25 kontainer berisi CPO milik PT Wahana Plantation and Product (WPP) di Bantaran Sungai Melawi di Desa Tertung Kabupaten Sintang.
Seiring pemanggilan pihak terkait oleh pihak Polres Sintang, sebanyak 22 dari 25 kontainer tersebut telah dievakuasi hingga Kamis (22/9/2022). “Terkait Insiden itu, kepolisian sudah memanggil pihak perusahaan terkait untuk diperiksa,” kata Kepala Reserse Kriminal Polres Sintang AKP Idris Bakara kepada wartawan.
Pihak terkait itu adalah manager pabrik kelapa sawit (PKS). Pada Jumat (23/9/2022) Polres Sintang juga akan meminta keterangan dari pihak transportir. “Pihak transportir akan kita periksa karena pembeli adalah pihak yang menunjuk transportir,” ujar Idris Bakara.
Menurut Idris, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara pihak PT Julong bahwa yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut adalah pihak transportir. “Tanggungjawab tumpahnya CPO ada di tangan transportir,” ucap Idris seraya menyebutkan akan mengkonfrontir keterangan tersebut ke pihak transportir.
Sebelumnya, kapal tongkang pengangkut 25 kontainer berisi CPO PT WPP atau atau PT Julong karam di bantaran Sungai Melawi, Minggu (11/9/2022) sekitar pukul 20.00 WIB. Insiden itu terjadi saat pengisian CPO dari tong penampungan PT Julong ke dalam kontainer di atas kapal tongkang.
Satu kontainer CPO itu diperkirakan memiliki berat 20 hingga 27 ton CPO, satu kontainer diketahui kosong. Asumsinya CPO yang tumpah ke Sungai Melawi mencapai 648 ton. “Yang sudah dievakuasi 22 kontainer. Masih dicari 3 kontainer lagi, satu diantaranya kosong,” kata Idris.
Pihak Polres Sintang hingga saat ini belum memastikan apakah dalam kejadian itu terdapat tindak pidana pencemaran lingkungan atau tidak. Sebab pemeriksaan masih sepihak, yakni baru PT Julong saja. “Ada tiga pihak yang harus kita periksa, selain Julong juga transportir dan pembeli,” kata Idris.
Kepolisian juga menunggu hasil pemeriksaan kadar mutu air dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang dengan adanya peristiwa tersebut. Sementara itu, masyarakat sekitar seperti warga di Desa Tertung hingga ke Desa Baning Kota Sintang yang memanfaatkan air sungai itu untuk aktivitas rumah tangga, mulai mengeluhkan kualitas air yang bercampur CPO.(rls/dwi)