Home / Edukasi

Sabtu, 17 Agustus 2024 - 15:41 WIB

Gemawan dan Institut Dayakologi Gelar Diskusi Perempuan

Kelompok perempuan dari 3 binua menggelar diskusi pengelolaan lahan dan hutan.

Kelompok perempuan dari 3 binua menggelar diskusi pengelolaan lahan dan hutan.

Mempawah. Gemawan dan Institut Dayakologi memberi ruang bagi perempuan dari tiga kampung untuk berdiskusi terkait restorasi hutan dan gambut, Kamis (15/8/2024).

Kelompok perempuan dari tiga kampung (binua) hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa Bumbun, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah. Mereka berasal dari Desa Suak Barangan, Sekabuk, dan Bumbun.

Ageng, Pegiat Gemawan menjelaskan kegiatan ini wahana saling berbagi atau belajar bersama untuk memetakan peran perempuan dalam pengelolaan hutan dan lahan di wilayahnya masing-masing.

“Kami ingin melihat terlebih dahulu apa sebenarnya yang menjadi keinginan kelompok perempuan. Selama diskusi, banyak harapan yang disampaikan terkait regenerasi, dan mengelola wilayah lahan dan hutan mereka di kampung,” kata Ageng.

Baca juga:  Apostille Selain Praktis Juga Ekonomis

Menurut Ageng, aksi perubahan nantinya tidak bisa dilakukan satu kekuatan saja, tetapi berkelompok dan berhubungan antar desa. Ada gagasan baru dari cara-cara mereka hidup sejak dulu secara turun temurun dari pengelolaan secara tradisional, memberdayakan lahan seperti anak sendiri.

“Tentu ini menjadi harapan kedepan untuk pengelolaan hutan dan lahan di wilayah mereka masing-masing,” ujar Ageng.

Emiliana, Aktivis Institut Dayakologi merasa bersyukur lantaran antusias peserta sungguh sangat luar biasa. “Mereka sangat aktif berdiskusi dan itu menunjukkan mau belajar dan mau berkembang,” ucap Emiliana.

Baca juga:  Tim E-sport Kemenkumham Kalbar Juara 3

Pemilik sapaam Emi ini menjelaskan diskusi dilaksanakan sederhana terkait peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam berbasis kearifan lokal. Sebenarnya perempuan itu yang tiap hari bersentuhan dengan alam dan mengakses sumber daya alam.

Harapannya, kata Emi, tidak berhenti sampai di tingkat diskusi saja, karena memerlukan proses pendampingan sampai ada hasilnya. “Jadi bukan cerita duduk manis tapi apa bentuk nyata kedepannya yang bisa melakukan perubahan terhadap kelompok perempuan disini,” tutur Emi.(iz/rd)

Update Berita, ikuti Google News

Share :

Baca Juga

ilutrasi gagal ginjal akut

Edukasi

Pemerintah Bentuk Tim Kasus Gagal Ginjal Anak
Wakil Walikota Singkawang

Edukasi

Malam Jumat Terakhir Wawako Singkawang
Temu Bapakat

Edukasi

Bupati Sambas Minta Bapakat Berperan Siapkan Generasi Cerdas
Poltesa raih penghargaan

Edukasi

Poltesa Raih Pengelola KIP Terbaik 2023
Pelatihan Masyarakat Peduli Api

Edukasi

Setelah Latih MPA 9 Desa, Gemawan Siapkan Ini
Salat Gerhana Bulan

Edukasi

Ajakan Salat Gerhana Bulan Malam Ini
Penelitian FK Universitas Northwestern Feinberg tentang kopi dan asupan nutrisi

Edukasi

Secangkir Kopi Bisa Tangkal 10% Covid
Nur Aulia Juara 1 Olimpiade Akuntansi Vokasi

Edukasi

Aulia Ukir Prestasi di Olimpade Akuntansi
error: Content is protected !!