Sambas. Belum sah rasanya jika berkunjung ke Sambas tetapi tidak menyempatkan diri ke Pulau Temajuk. Sebuah desa di ujung negeri yang berbatasan langsung dengan Teluk Melano Malaysia ini masuk dalam wilayah Kecamatan Paloh.
Keindahan alamnya luar biasa. Areal perbukitan yang berpadu langsung hamparan pasir putih dan jernihnya laut, akan menggoda siapa saja untuk berswafoto atau swavideo. Banyak orang menjuluki Temajuk seluas 230 kilometer persegi ini sebagai syurga di ekor borneo.
Dari deretan panjang pantai 102,56 kilometer di Kecamatan Paloh itu salahsatunya terdapat Pantai Bayuan di kawasan Temajuk yang memiliki potensi wisata dan kuliner laut. Di lokasi ini terdapat banyak Kepiting.
Akhir Agustus 2022 ini, Sambas Times – Grup Pontianak Times berkesempatan mengikuti dua orang warga Desa Temajuk, Agustian dan Yendi untuk mencari Kepiting di Sungai Bayuan. Sungai ini merupakan lokasi hutan Mangrove atau Bakau.
Ternyata tidak gampang untuk mendapatkan kepiting. Mulanya, kita harus memasang umpan dari ikan yang telah disiapkan. Kemudian diikat ke dalam alat tangkap yang dinamakan bubu lipat. Cara mengikatnya juga unik. Posisi ikan harus bergantung di tengah bubu.
Setelah umpan terpasang, Agustian dan Yendi dengan cekatan memasang bubu di lokasi yang menurut mereka terdapat kepiting, terutama melihat arah keluar masuk air serta lubang kepiting untuk penempatan bubu.
“Setelah pasang umpan, selanjutnya kita meletakkan bubu. Lokasi untuk meletakkan bubu harus di tempat keluar masuknya air. Kepiting senang di tempat seperti itu. Bau amis ikan akan cepat tercium kepiting, apalagi ada lubang tempat persembunyiannya,” kata Agustian.
Berbeda dengan Agustian, rekannya Yendi lebih senang memasang bubu di tengah aliran sungai. Mnurutnya di tengah aliran sungai itu kepitingnya besar-besar, dan jenisnya beda-beda karena sungai Bayuan airnya asin. Jadi, bukan hanya kepiting air tawar saja yang masuk perangkap. Kepiting laut juga masuk kalau air pasang.
“Kalau memasang bubu di tengah sungai, kepitingnya besar-besar. Jenis kepitingnya juga beragam. Ada Kepiting Bakau, biasa juga kita dapat Kepiting Batu dan Kepiting Karang,” ujar Yendi.
Soal ukuran dan besarnya kepiting, biasanya terdiri dari kategori A, B dan C. “Kadang juga kita pasang di tepi sungai, malah dapat kepiting bakau yang besar atau A,” ujar Yendi seraya menyebutkan tak jarang dirinya mendapatkan kepiting A kalau memasang bubu di tengah alur sungai.
Sayang, pada bulan-bulan agustus belum masuk musimnya, agak sulit mendapatkan kepiting dengan grade A. “Sekarang belum masuk musim kepiting, tapi air cukup tinggi. sulit dapat kepiting A. Sekarang bulan gelap, kalau kita dapat kepiting walau bukan yang A, tapi daging kepitingnya padat. Berbeda saat bulan terang, dagingnya sedikit,” jelas Yendi.
Biasanya, setelah bubu kepiting dipasang sambil menunggu air sungai pasang. Keesokkan harinya, bubu baru diangkat saat air surut keesokan harinya. Jika rajin dan mau menunggu di lokasi tidak perlu menunggu besok. Syaratnya, harus rajin memantau bubu. “Begitu bubu terisi kepiting, umpannya langsung dipasang kembali,” ujar Yendi.
Keesokan harinya, Sambas Times melihat langsung proses pengangkatan bubu. Benar saja, hasilnya sesuai apa yang disampaikan Yendi. Lantaran belum musimnya, kepiting yang didapat hanya berukuran B. Setelah dimasak, dagingnya sangat padat, dan rasa kepiting di objek wisata Pantai Bayuan sangat luar biasa.
Penulis: Muhammad Ridho I Editor: R. Rido Ibnu Syahrie